Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Soeko Marsetiyo Pilih Mengabdi di Papua meski Jauh dari Keluarga, Ini Alasannya

Kompas.com - 27/09/2019, 22:33 WIB
Khairina

Editor

Selama di Papua, lanjutnya, lokasi tugas Soeko berpindah-pindah. Namun, ia terakhir bertugas di Tolikara.

"Pokoknya di Papua itu sudah 15 tahun. Kira-kira dari 2003 atau 2004," katanya.

Tugas di Papua membuat keluarga harus rela tidak bisa setiap saat bertemu dengan Soeko. Bahkan, untuk sekadar melepas kangen melalui telepon harus dua minggu sekali.

"Tinggal di Papua itu jadi keterbatasan waktu bertemu kami dan tahu sendiri daerah Tolikara itu susah sinyal. Jadi, kalau tidak salah, dia setiap dua minggu sekali turun untuk telepon," katanya.

Diungkapkannya, sehari sebelum kejadian Soeko sempat mengirim SMS ke beberapa orang keluarganya.

"Sehari sebelumnya itu ternyata dia sempat mengirimkan SMS ke beberapa om (paman) dan tante. Isinya potongan ayat Kursi. Kami tidak mengerti maksudnya apa, terus tiba-tiba dengar kabar seperti ini," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Balai Penanggulangan dan Pengendalian AIDS, Tuberkolosis, dan Malaria (ATM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua dr Beeri Wopari mengatakan, Soeko bertugas di Tolikara sejak 2013.

"Lebih banyak bertugas di puskesmas. Artinya di daerah terpencil, kurang lebih dua jam dari ibu kota kabupaten. Dua jam itu dengan medan yang berat dan beliau lebih banyak di sana, tetapi memang pilihan beliau tugas di pedalaman," ungkapnya.

Disampaikannya, di tempat tugas, Soeko sangat dekat dengan masyarakat.

"Beliau ini sangat disayangi oleh masyatakat di sana. Kami tenaga kesehatan masih sangat kurang, terutama di daerah-daerah pedalaman. Jadi dengan beliau berpulang tentu untuk mengisi tenaga dokter kembali itu tidak mudah," ujarnya.

Baca juga: Dokter Soeko Wafat Saat Terjebak Kerumunan Massa di Kerusuhan Wamena

Kepergian dokter berusia 53 tahun ini menjadi duka dunia kesehatan Indonesia.

Pukul 16.09 WIB ambulans yang membawa jenazah Soeko tiba di pemakaman keluarga, Kejambon Lor, RT 03/RW13, Desa Sindumartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman.

Isak tangis keluarga pecah seiring kedatangan jenazah dokter berusia 53 tahun ini.
Peti jenazah lantas dibawa ke kompleks makam keluarga. Seusai dishalatkan, almarhum lalu dibawa ke peristirahatan terakhir.

Isak tangis keluarga kembali pecah, seiring tanah menutup liang lahat.

Karangan bunga turut berdukacita pun mewarnai area pemakaman keluarga.

Karangan bunga turut berdukacita antara lain datang dari Menteri Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Papua, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DIY, Ikatan Dokter Indonesia (Sleman), dan Keluarga Besar Alumni Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Turut hadir pula dalam pemakaman, Kepala Balai Penanggulangan dan Pengendalian AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua dr Beeri Wopari. Dokter Soeko Marsetiyo meninggal di usia 53 tahun. Almarhum meninggalkan seorang istri dan tiga anak. 

(KOMPAS.com/Wijaya Kusuma)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com