Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

46 Mahasiswa Asal Malaysia di Pekanbaru Pulang Kampung karena Kabut Asap

Kompas.com - 25/09/2019, 13:36 WIB
Idon Tanjung,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Meski kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sudah jauh berkurang, mahasiswa asal Malaysia yang kuliah di Pekanbaru, Riau, tetap memilih pulang ke kampung halamannya.

Sedikitnya, ada sekitar 46 orang mahasiswa asal Malaysia yang kuliah di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (Uin Suska) Riau di Pekanbaru, yang pulang ke negara asal.

Mereka berangkat dari Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Rabu (25/9/2019) pagi. Mereka terbang dengan pesawat AirAsia tujuan Kuala Lumpur, Malaysia.

Baca juga: Hujan Turun, Kabut Asap di Riau Mulai Berkurang

Sebelum berangkat, para mahasiswa mendapat pengarahan dari Konsulat Malaysia di Pekanbaru.

Hampir semua mahasiswa dari Negeri Jiran ini memakai masker.

Salah seorang mahasiswa asal Malaysia, Alya Najeeba (20), mengaku pulang kampung karena terpapar kabut asap.

"Saya sesak napas dan batuk," akui Alya saat ditemui wartawan, Rabu.

Dampak kabut asap juga dirasakan, Mohd Badiuzzaman (29).

Dia mengaku tenggorokan sakit akibat menghirup asap yang berlangsung selama dua pekan di Pekanbaru.

"Terasa tenggorokan sakit pas asap terhirup," katanya.

Mahasiswa Fakultas Syariah di UIN Suska Riau itu menambahkan, kepulangan mereka ke Malaysia, karena kampus juga diliburkan akibat kualitas udara tidak sehat hingga berbahaya.

Secara terpisah, Rektor Uin Suska Riau, Akhmad Mujahidin, mengaku belum mendapat informasi soal mahasiswanya yang dari Malaysia pulang ke negara asal.

"Saya belum dapat informasinya," akui Akhmad kepada Kompas.com, Rabu siang, melalui pesan WhatsApp.

Baca juga: Kabut Asap Berkurang, Cuaca di Pekanbaru Siang Ini Cerah

Sebagaimana diberitakan, kabut asap akibat karhutla lebih dari dua pekan menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru dan Riau pada umumnya.

Kabut asap tersebut mengakibatkan kualitas udara di Bumi Lancang Kuning berbahaya. Tak sedikit warga yang mengalami sesak napas, batuk, pusing hingga muntah-muntah.

Bahkan, wilayah Riau beberapa hari lalu telah ditetapkan status darurat pencemaran udara oleh Pemerintah Republik Indonesia mulai 23 hingga 30 September 2019.

Namun, saat ini kabut asap sudah mulai berkurang setelah dua hari hujan dengan intensitas ringan hingga sedang mengguyur sejumlah wilayah Riau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com