Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Orangtua Paksa Anak Mengemis, Dipukul dan Dirantai hingga Digunakan untuk Sabu dan Judi

Kompas.com - 22/09/2019, 08:54 WIB
Masriadi ,
Khairina

Tim Redaksi

Penyiksaan itu dilakukan semata-mata karena MS tak bisa membawa uang pulang minimal Rp 100.000 per hari.

“Kalau tak bawa uang Rp 100.000, langsung anak itu dipukul,” kata AKP Indra.

Baca juga: Kisah di Balik Bocah 9 Tahun Mengemis di Aceh, Disiksa Orangtua Jika Pulang Tak Bawa Uang


3. Uang mengemis beli sabu dan main judi

UG, ibu dari MS menggunakan hasil mengemis anaknya untuk mengonsumsi sabu-sabu.

Sedangkan ayah tirinya, MI, menggunakan uang itu untuk main judi. Sisa dari pembelian sabu dan main judi baru dibelikan makanan dan kebutuhan dapur.

Sehingga, MS dipaksa bekerja keras untuk menghasilkan uang lebih banyak dengan cara mengemis di sejumlah kafe dan toko Kota Lhokseumawe.

Baca juga: Orangtua Tak Mau Akui Telah Paksa Anaknya Mengemis untuk Beli Sabu

4. Diawasi Dinas Sosial

Kepala Dinas Sosial Lhokseumawe, Ridwan Jalil, menyatakan MS dititip di rumah keluarganya dari pihak ibu. Hal itu dilakukan setelah pembicaraan intensif dengan pihak keluarga.

“MS dan adiknya perempuan sekitar 3 tahun usianya dititip sama saudara ibunya. Namun di bawah pengawasan dinas sosial,” katanya.
Baca juga: Anak yang Dipaksa Mengemis oleh Orangtua Kini Ditangani Dinas Sosial

5. MS pindah sekolah

MS juga pindah sekolah dari salah satu sekolah dasar di Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, ke sekolah dasar lainnya di kecamatan yang sama.

Pemindahan itu dilakukan agar MS tidak malu dengan teman-temanya dan menghadirkan suasana baru dalam proses belajar mengajar.

Kini orangtua MS ditahan di Mapolres Lhokseumawe untuk penyidikan lebih lanjut. Keduanya membantah melakukan penyiksaan dan memaksa anaknya mengemis.

Baca juga: Ibu yang Suruh Anaknya Mengemis di Aceh Ludahi Wartawan Saat Ditanya soal Perbuatannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com