Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pertemuan TKW Lily dengan Pihak Perusahaan hingga Tewas di Malaysia

Kompas.com - 20/09/2019, 06:55 WIB
Yamin Abdul Hasan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TERNATE, KOMPAS.com - Mahrus Adam, suami tenaga kerja wanita (TKW) asal Ternate, Maluku Utara, Lily Wahidin (28), mengungkapkan kronologi pertemuan antara istrinya dengan pihak perusahaan yang memperkerjakannya sebagai TKW di Malaysia. 

Lily sendiri dinyatakan meninggal pada 2 September 2019 karena terjatuh. Namun pada jenazahnya ditemukan kejanggalan berula luka sayatan dari kerongkongan hingga ke pusat. Diduga ada organ tubuhnya yang diambil. 

Menurut Mahrus, pertemuan itu berawal sekitar Juli 2019. Saat itu pihak perusahaan PT Maharani Tri Utama Mandiri melalui kantor cabangnya di Kota Ternate mengunggah iklan lowongan menjadi TKW di Malaysia melalui Facebook. 

Dalam pengumuman di medsos itu, pihak perusahaan mencantumkan dengan jelas mulai dari persyaratan hingga lamanya kontrak kerja.

Baca juga: Fakta Lengkap Kematian Lily TKW Asal Ternate, Diduga Dibunuh hingga Pesan Terakhir

“Melihat pengumuman itu, istri saya bilang bagaimana saya bekerja di Malaysia,” kata Mahrus saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (19/09/2019).

“Di situ juga tertera gajinya di Malaysia sebesar 1.100 ringgit atau Rp 3.740.000 per bulan,” kata Mahrus lagi.

Setelah disetujui suaminya, Lily pun mengumpulkan semua berkas yang diminta sesuai persyaratan.

Mulai dari ijazah, surat keterangan domisili, paspor, surat persetujuan pihak keluarga hingga surat pemeriksaan kesehatan, yang menyatakan Lily sehat.

Hasil cek kesehatan bagus

Setelah semuanya terkumpul, Lily pun menuju kantor cabang PT Maharani Tri Utama Mandiri di Jalan Lingkungan Marikurubu RT 011/RW 006, Kelurahan Marikurubu, Kota Ternate.

Di sana ia ditemui oleh kepala cabang bernama Tri Cahyo Edy Prasetyo sekaligus sebagai pihak yang menerima berkasnya.

Setelah semuanya beres dan berkasnya dinyatakan lengkap serta diterima pihak perusahaan, persiapan keberangkatan ke Malaysia pun dimulai.

Baca juga: Ini Pesan dan Foto yang Dikirim TKW Lily ke Keluarga Sebelum Meninggal

“Keberangkatan dari daerah semuanya difasilitasi pihak perusahaan, mulai dari tiket dan sebagainya, dan Lily hanya membawa satu tas ransel,” ujar Mahrus.

Pada 13 Juli 2019, Lily pun berangkat sendiri dari Kota Ternate menuju Jakarta. Setelah tiba di sana ia dijemput oleh sopir pihak perusahaan PT Maharani Tri Utama Mandiri.

Kemudian, Lily dibawa ke Bekasi, Jawa Barat untuk dilakukan pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) milik perusahaan sebelum akhirnya diberangkatkan ke negara tujuan bekerja.

“Di sana juga (Bekasi) dilakukan pemeriksaan kesehatan dan hasilnya bagus,” kata Mahrus.

 

Komunikasi tersendat

Setelah pembekalan selesai, pada 28 Agustus 2019, Lily berangkat ke Pinang, Malaysia bersama dua rekannya yakni dari Ambon, Maluku dengan menggunakan pesawat dari Jakarta.

Mereka tiba di Pinang sore harinya. Namun setelah itu, nomor HP Lily tidak bisa dihubungi atau tidak aktif. 

Mahrus baru bisa berkomunikasi dengan Lily pada 29 Agustus 2019, dengan menggunakan HP majikannya. Komunikasi hanya berlangsung beberapa menit, lalu terputus. 

“Istri saya hanya bilang kalau dia sudah tiba di rumah majikannya. Hanya itu, langsung putus padahal saya masih ingin bicara lagi lebih banyak dengan dia,” ujar Mahrus.

Baca juga: Banyak Kejanggalan, Keluarga Menduga TKW Lily Dibunuh, Organ Tubuh Diambil

Keesokan harinya, pada 30 Agustus 2019, sekitar jam 4 sore dia menerima telepon dari nomor +60, dia sangat yakin bahwa nomor yang diawali dengan angka itu adalah dari Malaysia, dan ternyata dari pihak agengsi.

Dalam pembicaraan itu, pihak agensi mengatakan bahwa “istri bapak sakit tapi keliatan tidak sakit atau pura-pura dan saya sudah ambil dari rumah majikan untuk dibawa ke agengsi di sana selama dua hari”.

Diminta uang Rp 30 juta

“Saya langsung jawab, kalau memang begitu, tidak bisa lagi kerja lebih baik istri saya dipulangkan saja. Terus katanya tidak bisa karena harus membayar ganti rugi sebesar Rp 30 juta. Saya tanya lagi apakah Rp 30 juta sudah termasuk biaya dia kembali hingga ke Ternate atau belum? Terus katanya sudah,” kata Mahrus.

“Saya bilang juga, kalau ada istri saya di situ saya ingin bicara. Dan memang ada, saya tanya sakit apa, terus katanya pusing, cuma itu,” kata Mahrus lagi.

Setelah itu, komunikasi pun tiba-tiba putus padahal menurut Mahrus, dia masih ingin menanyakan k emana uang sebesar Rp 30 juta itu ditransfer agar bisa mempercepat kepulangan istrinya.

Baca juga: Selidiki Kematian TKW Lily, Polri Koordinasi dengan Aparat Malaysia

“Dari situ saya mulai gelisah, karena saya hubungi nomor tadi dari agengsi tapi tidak bisa. Kemudian Senin tanggal 2 September 2019, saya menelepon kantor pusat perusahaan yang ada di Jakarta. Orang perusahaan itu katakan bahwa dirinya baru saja berkomunikasi dengan agengsi yang ada di Malaysia tapi tidak menyampaikan bahwa ada satu orang tenaga kerja yang sakit,” kata Mahrus.

Masih di hari yang sama Senin 2 September, Mahrus menuju kantor cabang PT Maharani Tri Utama Mandiri yang beralamat di Jalan Lingkungan Marikurubu RT 011/RW 006, Kelurahan Marikurubu, Kota Ternate.

Di sana, Mahrus langsung bertemu dengan Kepala Cabang Tri Cahyo Edy Prasetyo, orang yang menerima berkas dari Lily.

Kepala cabang katanya langsung menelepon pihak agengsi.

“Tapi anehnya, dari awal pembicaraan sampai terakhir, kepala cabang cuma bilang ya, ya, ya,” ujar Mahrus.

Baca juga: Ada Jahitan Panjang di Tubuh TKW yang Tewas di Malaysia

 

Kabar duka dari sang kepala cabang

Usai menelepon, Tri Cahyo hanya menjanjikan bahwa akan ke rumah sebentar sore. Hanya saja ditunggu sampai malam, Tri tak kunjung datang.

Nanti sekitar jam 12 malam, Mahrus menerima SMS dari Tri Cahyo bahwa dia besok pagi akan ke rumah.

“Besoknya tanggal 3 September sekitar jam 9 pagi memang datang ke rumah tapi dia hanya mengatakan bahwa Lily sudah tiada,” jelas Mahrus.

“Mendengar itu saya dan keluarga sangat kaget, saya pun menelepon ke agengsi, menanyakan kapan meninggalnya dan bagaimana kepulangan jenazah hingga ke Ternate,” kata Mahrus.

Dari informasi yang ia dapatkan bahwa Lily meninggal pada Senin (02/09/2019) sekitar pukul 02.17 waktu Malaysia.

“Terus saya tanya, kapan mayat bisa dipulangkan, katanya sore juga bisa dipulangkan. Saya heran kok bisa begitu cepat urusnya. Tapi ternyata setelah itu telepon balik, kata mereka tidak bisa sore nanti pada Kamis (05/09/2019) baru bisa dibawa melalui pesawat,” kata Mahrus.

Baca juga: 21 Tahun Hilang dan Dianggap Meninggal, TKW Ini Masih Hidup dan Disiksa Majikan di Arab Saudi 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com