Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Mantan Juru Parkir Jadi Pengusaha | Bayi 14 Bulan Minum Kopi Tubruk

Kompas.com - 18/09/2019, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Anselmus Kortinus Da Gomez (39), pria asal Kampung Baru, Desa Talibura, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur adalah mantan juru parkir yang saat ini menjadi pengusaha.

Pria yang akrab dipanggil Korti ini menghabiskan banyak waktunya dengan berbagi rejeki di pelosok daerah.

Sementara itu di Polewali Mandar, seorang bayi berusia 14 bulan minum kopi tubruk sejak usia 6 bulan karena orangtuanya tidak sanggup membeli susu.

Dua berita tersebut mendapat perhatian banyak pembaca.

Berikut 5 berita populer nusantara selengkapnya:

 

1. Mantan juru parkir jadi pengusaha

Foto : Anselmus Kortinus Da Gomez saat memberi bingkisan kepada salah satu janda miskin di Desa Watu Diran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, NTT, Senin (16/9/2019).KOMPAS.COM/NANSIANUS TARIS Foto : Anselmus Kortinus Da Gomez saat memberi bingkisan kepada salah satu janda miskin di Desa Watu Diran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, NTT, Senin (16/9/2019).
Anselmus Kortinus Da Gomez (39), pria asal Kampung Baru, Desa Talibura, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur, menghabiskan waktunya dengan berbagi rezeki dengan kaum papa yang ada di pelosok daerah itu.

Pria yang saat ini berprofesi pengusaha itu menyusuri kampung-kampung untuk membeli hasil bumi para petani.

Ketika menyaksikan orang yang hidupnya susah, ia langsung mendatangi rumahnya dan memberikan bingkisan berupa beras. Hal tersebut dilakukan pria yang akrab dipanggil Korti hampir setiap hari.

"Saya sambil jalan beli komoditi, lihat orang-orang kecil yang kekurangan, saya bantu. Ada juga saya bantu kalau ada yang beri informasi," katanya.

Baca juga: Kisah Kortinus: Mantan Juru Parkir yang Jadi Pengusaha Sukses, Setiap Hari Bantu Kaum Papa...

 

2. Calon ibu kota terpapar kabut asap

Petugas sedang memadamkan titik di Kampung Labanan Kecamatan Teluk Bayur Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Senin (9/9/2019).Dinas Kehutanan Kaltim Petugas sedang memadamkan titik di Kampung Labanan Kecamatan Teluk Bayur Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Senin (9/9/2019).
Dua kabupaten yang digadang-gadang sebagai lokasi pemindahan ibu kota negara pun terpapar kabut asap, yakni Kutai Kertanegara dan Penajam Paser Utara.

Menanggapi hal itu Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor telah memerintahkan tim gabungan dari dinas terkait dibantu TNI/Polri berusaha memadamkan api di beberapa lokasi.

“Hingga kini tim sedang melakukan pemadaman dan menghalau api biar tidak meluas,” ungkap Isran, Senin (16/9/2019).

Berdasarkan laporan yang ia terima, titik api di Kaltim tidak sebanyak di provinsi lain di Pulau Kalimantan, seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, ataupun Kalimantan Selatan sehingga dampak kabut asap yang ditimbulkan pun belum menunjukkan memburuk atau masih kategori aman.

“Justru lebih banyak kita menerima kiriman asap. Di beberapa kabupaten yang katanya asap menebal mulai menurun. Kemudian, di beberapa daerah justru tidak terlalu tebal,” kata Isran.

Baca juga: Calon Ibu Kota Negara Tepapar Kabut Asap, Ini Tanggapan Gubernur Kaltim

 

3. Bayi 14 tahun minum kopi tubruk

Khadijah Haura, bayi 14 bulan yang terpaksa minum lima gelas kopi tubruk sehari lantaran orangtuanya tak mampu beli susu di Polewali Mandar, Sulbar. KOMPAS.com/JUNAEDI Khadijah Haura, bayi 14 bulan yang terpaksa minum lima gelas kopi tubruk sehari lantaran orangtuanya tak mampu beli susu di Polewali Mandar, Sulbar.
Sarifuddin, Kepala Dusun Bulung, Desa Tonro Lima, Kecamatan Matakali, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, membantah bahwa warganya miskin sehingga tidak mampu membeli susu untuk bayinya yang berusia 14 bulan, dan menggantinya dengan kopi tubruk.

Menurutnya, orangtua yang memberi minuman kopi tubruk tinggal di rumah mertua yang dinilai masih layak dan tidak masuk golongan miskin.

"Tidak miskin ini. Kalau pekerjaan saya akui hanya buruh kupas kopra," katanya kepada Kompas.com, Senin (16/9/2019) sore.

Baca juga: Kisah Bayi 14 Bulan Minum 5 Gelas Kopi Per Hari Viral, Kepala Dusun Bantah Warganya Miskin

 

4. Di Karawang, ayah perkosa anak kandung

Ilustrasi.THINKSTOCK Ilustrasi.
DS (47) tega mencabuli anak kandungnya, A, yang masih berusia 17 tahun hingga hamil 5 bulan.

Bahkan, A pernah dijual oleh DS kepada tiga lelaki hidung belang dengan harga Rp 300.000 hingga Rp 500.000.

Pencabulan itu dilakukan DS sejak 2018. Ia melancarkan aksi bejatnya kepada anak kandungnya setiap hari Minggu di sebuah pos kosong di Kecamatan Telukjambe Barat.

"Berdasarkan pengakuan tersangka, aksi itu bukan hanya sekali. Bahkan, korban pun hamil," kata Kapolres Karawang AKBP Nuredy Irwansyah Putra.

Aksi bejat tersebut terungkap saat ibu korban curiga dengan perubahan fisik dan psikis anaknya.

Baca juga: Ayah Perkosa Anak Kandung Berkali-kali hingga Hamil 5 Bulan, Pernah Dijual Rp 300.000

 

5. Menteri Susi prihatin kualitas air Danau Toba

Menteri Susi Pudjiastuti saat kunjungan kerja ke Sumatera Utara, Minggu (15/9/2019).Dok Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Luar Negeri Menteri Susi Pudjiastuti saat kunjungan kerja ke Sumatera Utara, Minggu (15/9/2019).
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti prihatin dengan menurunnya kualitas air Danau Toba.

“10 tahun yang lalu, 15 tahun yang lalu, kita berenang di Danau Toba masih tenang-tenang saja. Sekarang katanya banyak orang yang mengingatkan, jangan, karena ada gatal-gatal," kata Susi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (17/9/2019).

Hal itu disampaikan Susi saat melakukan kunjungan kerja di Sumatera Utara, Minggu (15/9/2019).

Susi mengatakan, pihaknya juga mendengar bahwa kematian ikan dari KJA-KJA di Danau Toba juga sering sekali terjadi.

Hal itu menunjukkan bahwa daya dukung Danau Toba sudah tidak kuat dan tidak bagus lagi.

Penurunan kualitas air Danau Toba tak hanya disebabkan limbah dari kegiatan budidaya ikan, tetapi juga dari peternakan babi dan peternakan ayam yang limbah kotorannya dibuang ke Danau Toba.

Baca juga: Menteri Susi: 15 Tahun Lalu Kita Berenang di Danau Toba Tenang-tenang Saja, Sekarang...

SUMBER: KOMPAS.com (Nansianus Taris, Zakarias Demon Daton, Junaedi, Farida Farhan, Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com