Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terkini Bencana Kabut Asap, 6.025 Warga Terserang ISPA hingga Balita Diungsikan

Kompas.com - 17/09/2019, 12:21 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

"Belum tahu kapan. Karena asap sudah masuk ke rumah," akui Nora.

Hal seruoa diungkapkan oleh Mimi (35), warga Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru. Bayinya berusia dua bulan menderita sesak napas dan batuk.

"Yang kecil batuk dan sesak napas. Kalau kakaknya udah kayak gak tahan sakit kepalanya. Setelah dibawa ke posko, udah mulai mendingan. Di sini kami sekeluarga mengungsi," kata Mimi kepada Kompas.com, Senin malam.

Baca juga: Saat Bayi-bayi Terpapar Kabut Asap di Pekanbaru Diungsikan

3. Sebanyak 6.025 warga di Kalbar terserang ISPA

Menurut catatan Harrison, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mengakibatkan sedikitnya 6.025 warga menderita infeksi saluran pernapasan akut ( ISPA).

Dia merinci, penderita ISPA tersebut meliputi bayi di bawah 5 tahun, anak-anak, dewasa dan orang lanjut usia.

"Data ini jumlah penderita ISPA di seluruh Kalbar, dalam rentang waktu minggu ke-37 sejak bencana karhutla," kata Harrison, Senin (16/9/2019).

Baca juga: Sebanyak 6.025 Warga Kalbar Tercatat Menderita ISPA

4. Seorang balita meninggal diduga terpapar kabut asap

Ngadirun (34) ayah dari Elsa Pitalokas bayi berumur empat bulang yang meninggal diduga akibat terpapar kabut asap kebakaran hutan dan lahan ketika berada di rumah duka di Dusun III, Desa Talang Bulu, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Minggu (15/9/2019).KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA Ngadirun (34) ayah dari Elsa Pitalokas bayi berumur empat bulang yang meninggal diduga akibat terpapar kabut asap kebakaran hutan dan lahan ketika berada di rumah duka di Dusun III, Desa Talang Bulu, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Minggu (15/9/2019).

Elsa Pitaloka, seorang bayi berusia 4 bulan mengalami pilek, batuk, dan perut kembung.

Putri pasangan Ngadirun (34) dan Ita Septiana (27), warga Dusun III Desa Talang Bulu, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin diduga terpapar kabut asap kebakaran hutan dan lahan yang melanda kampung mereka dalam tiga hari terakhir.

Elsa pun kemudian dibawa ke puskesmas. Namun, oleh petugas puskesmas, Elsa disarankan dibawa ke rumah sakit.

Elsa dan ibunya dibonceng oleh Ngadirun mengguna sepeda motor menuju RS Ar Rasyid Palembang. Sampai di rumah sakit, Elsa langsung diinfus. Setelah tujuh jam dirawat kondisi Elsa kian memburuk.

Elsa dinyatakan meninggal sebelum sempat dirujuk ke Rumah Sakit Muhammad Hoesin.

"Dokter bilang ada gangguan pernafasan, karena terkena ISPA. Saya sudah ikhlas menerimanya," jelas Ngadirun.

Baca juga: Ini Penyebab Bayi 4 Bulan di Sumsel Meninggal, Sesak Napas Diduga Terpapar Kabut Asap

5. Kematian Elsa mendapat sorotan Gubernur Sumsel

Gubernur Sumsel Herman Deru saat berada di Griya Agung Palembang, Selasa (4/9/2019).KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA Gubernur Sumsel Herman Deru saat berada di Griya Agung Palembang, Selasa (4/9/2019).

Kematian Elsa membuat Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru angkat bicara.

Menurut Herman, meninggalnya Elsa tak bisa dikaitkan langsung dengan kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan. Herman menilai, belum tentu karhutla menjadi penyebab bayi itu menderita ISPA.

"Meninggal, wafat, dengan wabah mengakibatkan orang meninggal kita pisahkan dulu. Jadi kalau wabah itu dalam jumlah yang cukup banyak. Saya baca (berita) dokter spesialisnya masih bilang begini, mungkin itu ada penyakit parunya atau apa. Kecuali hasil aotopsi, tapi saya dengar tidak autopsi," kata Herman, saat berada di Griya Agung Palembang, Senin (16/9/2019).

Baca juga: Bayi Meninggal Diduga Terkena ISPA, Gubernur Sumsel Sarankan Autopsi

Sumber: KOMPAS.com (Aji YK Putra, Rachmawati, Idon Tanjung)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com