Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rohani, Nenek Buta Sebatang Kara: Tinggal di Gubuk Tua, untuk Makan Tunggu Belas Kasih Warga

Kompas.com - 10/09/2019, 19:44 WIB
Masriadi ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

ACEH UTARA, KOMPAS.comRohani Salam (69) duduk di depan halaman rumahnya di Desa Paya Leupah, Kecamatan Simpang Keramat, Kabupaten Aceh Utara, Selasa (9/10/2019).

Belasan tahun wanita renta ini hidup dalam rumah berkonstruksi papan. Dapurnya terlihat bocor dengan lantai keropos dari belahan pohon pinang.

Melangkah di lantai rumah harus ekstra hati-hati. Pohon pinang yang dibelah kecil-kecil itu keropos.

Hari itu, tangannya meraba-raba dan mencabut rumput yang mulai panjang. Matanya buta. Tak bisa melihat sama sekali.

Baca juga: 7 Kisah Pasien Ditandu Menuju Puskesmas, Disebut Ambulans Desa hingga Selamatkan Ibu Melahirkan

Di rumah itu pula dia sendiri menatap hari tua. Masalah lainnya, Rohani tak bisa mendengar dengan baik. Jadi berbicara dengan Rohani harus mengeraskan volume suara. Nyaris berteriak.

Aktivitas sehari-hari hanya di sekitar rumah. Di rumah itu, Rohani diterangi lampu templok. Tanpa listrik.

Untuk makan sehari-hari, Rohani berharap belas kasih dari masyarakat desa. Solidaritas desa itu terus mendukungnya bertahan untuk melewati hari tua.

“Kadang saya menganyam tikar, bantu-bantu orang kampung yang minta dibuatkan tikar,” katanya.

Rohani tampak tegar dengan kondisinya. Dia tak punya pilihan. Hanya warga menjadi penopangnya.

Untuk ke kamar mandi, Rohani harus meraba-raba. Jaraknya sekitar 10 meter dari bangunan rumah.

“Kalau lagi musim panen padi, banyak masyarakat yang membantu saya. Memberikan uang dan beras. Saya bersyukur ditemani masyarakat yang baik,” katanya.

Lalu bagaimana bantuan pemerintah? “Tidak pernah ada. Tidak pernah buat pun saya. Saya tak bisa melihat dan sudah tua. Tak paham urusan bantuan itu,” katanya.

Di hari tuanya, Rohani hanya menyerahkan nasib sepenuhnya pada Sang Pencipta. Saban hari, dia berdoa dan beribadah meminta keberkahan umur dari Tuhan.

“Semoga saya sehat terus. Semoga pula pemerintah membantu (perbaiki) rumah, agar nyaman ditempati, tidak bocor lagi,” harapnya.

Akan dibantu tahun 2020

Camat Simpang Keramat, Aceh Utara, Iskandar, yang dihubungi terpisah, menyebutkan, program dana desa memang tersedia untuk pembangunan rumah kaum duafa.

“Tapi di desa itu juga ada lebih banyak yang membutuhkan. Semoga tahun 2020 ini bisa dibantu nenek itu, saya sudah komunikasi dengan kepala desanya,” kata Iskandar.

Terkait masalah mata Rohani, Iskandar mengatakan, sulit disembuhkan. Sebab, Rohani sudah buta sejak masih kecil.

“Sejauh ini tidak ada usulan untuk pembangunan rumah itu. Tadi saya sarankan agar bisa juga diusulkan permohonan bantuan rumah ke Baitul Mal atau Dinas Pekerjaan Umum Aceh Utara. Atau bisa juga diberikan bantuan rumah lewat dana desa,” kata Iskandar.

Baca juga: Belajar dari Kisah Salahudin, Penderita Gangguan Jiwa yang Kelola Rumah Sampah di Flores

Rohani terus menatap asa, menghabiskan hari tua sebatang kara. Menunggu uluran tangan warga, sembari berharap pemerintah peka akan nasib kaum duafa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com