Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Berebut Air, Antri dari Pagi Sampai Pagi hingga Hampir Baku Pukul

Kompas.com - 10/09/2019, 06:37 WIB
Nansianus Taris,
Khairina

Tim Redaksi

Saat ini, saluran air menuju lahan sawah Desa Reroroja sudah kering karena pintu untuk aliran air sudah tidak bisa dibuka. 

"Pintunya sudah rusak. Lahan sawah mereka di Desa Reroroja sudah kering. Air sudah tidak bisa mengalir ke sana lagi," tambahnya. 

Baca juga: Cerita Warga Lombok Saat Kekeringan, Berebut Ambil Air di Sumur hingga Sembunyikan Alat Timba

Ia mengaku, para petani dari 2 desa itu sudah melaporkan kerusakan bendungan ke dinas PU dan Pertanian Kabupaten Sikka. Namun, hingga saat ini belum ada respon untuk memperbaiki kerusakan tersebut. 

"Untuk ambil air yang bocor itu kami pakai mesin pengisap air. Kami petani di sini patungan beli solar untuk isap air dari kali. Pipa-pipa juga kami beli untuk sambung dari kali masuk ke irigasi," tutur Alfridus.

Ia berharap, Pemerintah Kabupaten Sikka atau pun provinsi NTT agar segera memperbaiki pintu bendungan yang rusak. 

Ia juga meminta kepada pemerintah agar mengeruk pasir dan batu yang memenuhi permukaan bendungan karena mempersempit penampungan air di bendungan. 

"Sudah lama sekali rusaknya. Kami sengsara sekali setiap tahun harus isi pasir dalam karung untuk tutup lubang. Tolong sampaikan keluhan kami petani di sini agar pemerintah buka mata," ungkapnya penuh harap.

"Kami di sini termasuk penyumbang PAD terbesar di Sikka ini. Kami di sini 1 lahan bayar Rp 500 ribu ke pemerintah. Artinya kami sudah memberikan kontribusi untuk daerah, pemerintah mesti peduli dengan nasib para petani di sini," sambungnya. 

Pantauan Kompas.com, di lahan sawah tepat di Desa Done dan Desa Reroroja, sudah mengering.

Tanah sawah sudah mulai retak. Akibatnya padi dan jagung yang sudah ditanam sudah mulai kering.

Saluran irigasi dari bendungan menuju area persawahan sudah mengering. Bisa dihitung jari lahan persawahan yang terjangkau air.

Itu pun mereka harus antri seharian penuh. Bahkan ada yang menunggu sampai 3 minggu baru dapat giliran air untuk mengairi padi, jagung, dan kacang yang sudah ditanam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com