Pertengahan Agustus lalu, ia kembali membawa AR ke RS Hasan Sadikin Bandung untuk cek kromosom dengan biaya urunan dari saudara dan kerabatnya.
Orangtua ingin AR menjalani operasi pemisahan untuk menentukan apakah ia seorang laki-laki atau perempuan.
Namun, terkendala biaya karena penghasilan kedua orangtuanya pas-pasan.
“Tapi untuk operasi biayanya besar karena katanya harus dilakukan tiga kali. Saya cuma jualan gorengan dan suami kerja serabutan. Bingungnya biaya dari mana,” katanya.
Baca juga: Kisah Enam Prajurit Wanita Bukittinggi, Polwan Pertama di Indonesia
Padahal, tindakan operasi harus segera dilakukan untuk kejelasan jenis kelamin kendati Ida mengaku selama ini ia membesarkan anaknya itu dengan pola asuh laki-laki.
“Anak saya sekarang menagih terus kapan katanya dioperasi karena ia tidak ingin jadi perempuan. Ia selalu bilang ingin jadi laki-laki, ingin jadi cowok,” ucapnya. (Kontributor Cianjur, Firman Taufiqurrahman)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.