Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah TKW Carmi di Arab Saudi, Sempat Minta Terasi hingga Tidak Digaji Selama 31 Tahun

Kompas.com - 04/09/2019, 11:36 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pada tahun 1988, Carmi yang masih berusia 17 tahun berangkat ke Arab Saudi melalui PT Umah Sejati Alwidah Jaya Sentosa, Jakarta.

Gadis yang tinggal di kawasan Pesisir Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, ingin seperti tetangga-tetangganya yang menjadi TKW, yakni bisa membangun rumah serta memperbaiki ekonomi keluarganya.

Carmi adalah anak pertama dari 10 bersaudara dari pasangan Ilyas dan Warniah.

Ilyas, ayah kandung Carmi melarang anak gadisnya berangkat ke Arab Saudi. Namun keinginan Carmi tidak bisa dibendung.

Bahkan usia Carmi dituakan. Tahun kelahiran Carmi yang seharusnya 1971 diubah menjadi 1958 atau 13 tahun lebih tua.

Baca juga: Kisah TKW Carmi, 31 Tahun Hilang di Arab Saudi, Tak Pulang dan Tak Ada Kabar

6 bulan setelah Carmi keluar rumah, Ilyas berusaha menyusul anak gadisnya ke penampungan di Jakarta.

Namun, upaya yang dilakukan Ilyas sia-sia, karena malam harinya, Carmi sudah terbang ke Arab Saudi.

Carmi berangkat ke Arab Saudi pada tahun 1987 atau satu tahun setelah lulus SD.

3 tahun setelah kepergian, Carmi mengirimkan surat ke keluarganya. Dia berkabar bahwa dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah keluarga di Arab Saudi.

Carmi pun berjanji akan mengirimkan uang.

Di surat pertamanya, Carmi meminta foto Ilyas dan Warniah serta foto keluarga lainnya. Bahkan Carmi pun sempat meminta dikirimkan terasi khas daerahnya.

Baca juga: Cari TKW Carmi yang Hilang 31 Tahun, Keluarga Jual Harta Benda hingga Nyaris Gadaikan Rumah

 

PT tutup dan tetangga yang memberangkatkan meninggal

Ilyas (85) dan Warniah (75), menangisi Carmi, putri pertamanya yang menjadi TKW dan juga belum kunjung pulang kampung setelah 31 tahun menjadi buruh migran. Keduanya serta sanak keluarga memohon pada pemerintah membantu dan memulangkan Carmi.MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Ilyas (85) dan Warniah (75), menangisi Carmi, putri pertamanya yang menjadi TKW dan juga belum kunjung pulang kampung setelah 31 tahun menjadi buruh migran. Keduanya serta sanak keluarga memohon pada pemerintah membantu dan memulangkan Carmi.
Sejak kedatangan surat pertama, kabar Carmi semakin kabur.

Tahun ke-7, keluarga kehilangan kontak dan berupaya mendatangi perusahaan dan KBRI di Jakarta.

Sayangnya, perusahaan yang memberangkatkan tutup dan bangkrut. Keluarga pun beberapa kali mendatangi Sarkum, tetangga yang memberangkatkan Carmi.

Keluarga saat itu berniat melaporkan kehilangan Carmi ke polisi, namun niat tersebut dicegah oleh Sarkum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com