Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Baru Wacana Kota Bogor Jadi Provinsi, Lakukan Riset dan Kajian hingga Belum Dapat Usulan Resmi

Kompas.com - 23/08/2019, 12:59 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengajak seluruh pihak untuk tidak memperdebatkan soal wacana pembentukan Provinsi Bogor Raya. Ia justru ingin wacana itu dapat diriset dan dikaji bersama-sama.

Meski begitu, Bima mengapresiasi pihak-pihak yang telah merespon soal wacana tersebut.

Selain itu, ia juga mendapat usulan baru dari beberapa pihak terkait rencana perluasan wilayah Kota Bogor.

Ia menyebut, usulan tersebut berupa penggabungan Kota Bogor dengan DKI Jakarta.

Opsi pembentukan Provinsi Bogor Raya itu sudah lama diwacanakan Bima sejak tahun 2012.

Berikut ini fakta terbarunya:

1. Akan terus memunculkan ke publik

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat mendatangi sejumlah layanan publik rumah sakit dan Stasiun Bogor paska pemadaman listrik, Minggu (4/8/2019)KOMPAS.com/RAMDHAN TRIYADI BEMPAH Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat mendatangi sejumlah layanan publik rumah sakit dan Stasiun Bogor paska pemadaman listrik, Minggu (4/8/2019)

Bima mengaku akan terus memunculkan wacana Bogor Raya ke publik.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga berencana akan menggandeng pihak akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Pakuan Bogor untuk melakukan riset pembentukan Provinsi Bogor Raya.

"Kalau ada yang bilang jangan dibuka wacana ini, ya enggak bisa dong. Masa wacana nggak boleh. Kita tidak akan hentikan wacana ini, akan kita lempar terus ke publik," ujarnya.

Baca juga: Bima Arya Akan Terus Munculkan Wacana Bogor Raya ke Publik

2. Antisipasi pertumbuhan penduduk

Ilustrasi warga korban banjir mengantre saat ada pembagian makanan dan pakaian layak pakaiRODERICK ADRIAN MOZES Ilustrasi warga korban banjir mengantre saat ada pembagian makanan dan pakaian layak pakai

Bima mengatakan, wacana pembentukan Provinsi Bogor Raya adalah satu dari tiga opsi pilihan lain yang disiapkan untuk memperluas wilayah Kota Bogor.

Kata dia, perluasan wilayah perlu dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan penduduk di kota hujan.

"Kota Bogor harus mengantisipasi pertumbuhan penduduk. Diperkirakan, dalam kurun waktu 10 tahun ke depan jumlah penduduk di Kota Bogor mencapai 1,5 juta jiwa. Ini harus diantisipasi," jelasnya.

Baca juga: Bima Arya Munculkan Wacana Provinsi Bogor Raya, Ini Penjelasannya

3. Dapat usulan gabung Jakarta

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat mendatangi sejumlah layanan publik rumah sakit dan Stasiun Bogor paska pemadaman listrik, Minggu (4/8/2019)RAMDHAN TRIYADI BEMPAH Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat mendatangi sejumlah layanan publik rumah sakit dan Stasiun Bogor paska pemadaman listrik, Minggu (4/8/2019)

Bima mengaku kalau dirinya mendapat usulan dari beberapa pihak terkait rencana perluasan wilayah Kota Boor.

Usulan tersebut berupa penggabungan Kota Bogor dengan DKI Jakarta.

"Ada yang bilang seperti itu (gabung dengan Jakarta, red). Karena Bogor dekat dengan Jakarta, lebih terintegrasi dengan Jakarta. Apalagi ada LRT nanti," kata Bima, Kamis (22/8/2019).

Baca juga: Selain Wacana Bogor Raya, Bima Arya Dapat Usulan Bogor Gabung Jakarta

4. Lakukan riset dan kajian

Wali Kota Bogor Bima Arya dan wakilnya Dedie Rachim saat ditemui wartawan usai pelantikan di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Sabtu (20/4/2019).KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI Wali Kota Bogor Bima Arya dan wakilnya Dedie Rachim saat ditemui wartawan usai pelantikan di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Sabtu (20/4/2019).

Bima menambahkan, wacana lain yang muncul adalah pertanyaan bagaimana nanti jika Jakarta sudah tidak jadi ibu kota. Sebab, sambungnya, selama ini Bogor selalu mendapat keuntungan dari Jakarta.

Karena itu, Bima mengajak kepada seluruh pihak untuk bersama-sama melakukan kajian dan riset.

"Intinya harus dilakukan riset dan kajian bukan perdebatan," ujarnya.

Baca juga: Soal Bekasi ke Jakarta dan Bogor Raya, Kemendagri: Tak Ada Pemekaran dan Penggabungan Daerah

5. Hanya untuk level kota dan kabupaten

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat ditemui usai pengukuhan tim Paskibraka Jawa Barat di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kamis (15/8/2019).KOMPAS.COM/DENDI RAMDHANI Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat ditemui usai pengukuhan tim Paskibraka Jawa Barat di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kamis (15/8/2019).

Soal pembentukan Provinsi Bogor Raya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan, isu pemekaran memang masuk dalam agenda politiknya.

Namun, kata dia, kebutuhan pembentukan daerah otonomi baru hanya untuk level kota dan kabupaten.

"Jadi pemekaran itu banyak ada 15. Tapi saya takut salah nyebut. Tapi argumen saya kebutuhannya itu ada di level kabupaten kota bukan provinsi," tutur Emil, sapaan akrabnya, Kamis.

Baca juga: Muncul Wacana Bekasi Gabung Jakarta dan Bogor Raya, Ini Kata Ridwan Kamil

6. Belum mendapat usulan resmi

Ilustrasi DPRTRIBUNNEWS/DANY PERMANA Ilustrasi DPR

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat, Ineu Purwadewi Sundari mengaku belum mendapat usulan resmi soal pembentukan Provinsi Bogor.

Ineu justru berharap wacana itu tak terealisasi.

"Terkait Provinsi Bogor Raya belum ada masukan ke kita, apalagi masukan secara resmi ke kita. Berbicara usulan pembentukan provinsi baru dari wilayah Jabar saya malah berharap dan ingin Provinsi Jabar tetap satu," kata Ineu saat dihubungi via telepon seluler, Rabu (21/8/2019).

Menurut Ineu, idealnya Bogor harus tetap masuk dalam Provinsi Jabar.

Sebab Provinsi Jabar selama ini diwakili oleh tiga entitas yakni wilayah Cirebon, wilayah Priangan dan wilayah Bogor.

Baca juga: DPRD Tunggu Hasil Kajian Pemkot Bogor soal Pembentukan Provinsi Bogor Raya

Sumber: KOMPAS.com (Ramdhan Triyadi Bempah, Dendi Ramdhani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com