Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemkominfo: Akses Internet di Fakfak Sengaja Diperlambat Selama 9 Jam

Kompas.com - 21/08/2019, 13:26 WIB
Aprillia Ika

Penulis

KOMPAS.com — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyatakan, akses internet di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, sengaja diperlambat atau throttling mulai pukul 09.00 WIT.

Rencananya, akses internet akan mulai pulih pukul 18.00 WIT. Dengan demikian, perlambatan akses internet akan dilakukan selama 9 jam.

Hal itu dikatakan Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kemkominfo Ferdinandus Setu melalui sambungan telepon ke Kompas.com, Rabu (21/8/2019) siang.

"Throttling ini hanya di Fakfak, daerah lain sudah mulai normal sejak kemarin," kata dia.

Menurut dia, throttling merupakan perlambatan akses bandwhidth atau kecepatan akses data, bukan blokir total akses layanan data atau internet.

Baca juga: Atas Permintaan Polri, Akses Internet di Fakfak Diperlambat untuk Cegah Penyebaran Hoaks

 

Artinya, pengguna layanan telekomunikasi masih bisa mengirimkan gambar atau video, tetapi lama sampainya.

Sementara itu, layanan suara untuk menelepon dan layanan SMS masih berfungsi.

Ferdinandus menambahkan, Kemkominfo juga menonaktifkan sejumlah akun yang bernada provokatif terkait kerusuhan di Papua.

"Dua hari pertama kemarin ada 50 akun. Hari ini ada 12 akun di medsos yang bernada provokatif. Langsung kami shutdown," katanya.

Sementara temuan informasi hoaks di media sosial yang ditemukan baru dua, yakni hoaks terjadi penembakan serta hoaks pengantar makanan ke asrama mahasiswa Papua yang diculik.

Sebelumnya, Ferdinandus mengatakan, perlambatan akses internet ini atas permintaan Polri.

"Polri meminta Pak Menteri, kemudian perintah tim kami untuk memperlambat seluruh operator seluler yang berfungsi di sana. Biasanya sampai sore atau malam," katanya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak meneruskan informasi yang masih meragukan.

Baca juga: Tangkal Hoaks, Kemkominfo Batasi Internet di Papua, Layanan Telkomsel Juga Terganggu

Situasi terkendali

Sebelumnya diberitakan, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal memastikan bahwa situasi di Fakfak, Papua Barat, dapat dikendalikan aparat keamanan.

Kericuhan tersebut diduga masih terkait dengan demonstrasi yang sebelumnya terjadi di Manokwari, Sorong, dan Jayapura.

"Ada pergerakan massa di Fakfak juga, diduga melakukan pembakaran di pasar dan beberapa obyek vital, tetapi insya Allah bisa dikendalikan," ujar Iqbal di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu.

Menurut Iqbal, personel TNI-Polri mengedepankan upaya persuasif dengan melakukan komunikasi dengan massa.

Baca juga: Kerusuhan di Fakfak, Kondisi Sudah Terkendali

Upaya ini dilakukan agar massa tidak melakukan tindakan anarkistis.

"Kepolisian, TNI, mengedepankan upaya-upaya persuasif, komunikasi dengan di-support penuh oleh seluruh tokoh agama, tokoh sentral di sana, tokoh masyarakat," ucap Iqbal.

"Untuk kembali melakukan pemahaman, untuk apa melakukan kegiatan anarkistis tersebut, toh merugikan semua pihak," ujar dia.

Menurut Iqbal, sejauh ini terdapat tambahan personel sebanyak 12 satuan setingkat kompi (SSK) atau 1.200 orang, yang didatangkan dari polda terdekat.

Baca juga: Ini Langkah Antisipasi Polri Atasi Kerusuhan di Fakfak, Papua Barat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com