Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspedisi Nusa Manggala, 55 Peneliti Temukan Potensi Pulau Kecil Terluar Indonesia

Kompas.com - 15/08/2019, 10:36 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 55 peneliti dan ilmuwan yang tergabung dalam pusat penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Coral Reef Rehabilitation and Management Program - Coral Triangle Initiative (Coremap-CTI) menemukan potensi alam delapan Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT) di Indonesia.

Pada kegiatan yang diberi nama Ekspedisi Nusa Manggala tersebut para peneliti melakukan penelitian dilakukan di Pulau Yiew, Budd, Fani, Bras dan Fanildo, Liki, Bepondi, dan Miossu serta satu gugusan kepulauan Ayau di kawasan Raja Ampat, Papua.

Baca juga: 7 Penelitian oleh Anak Muda di Indonesia, Sabet Kompetisi di Paris, Jepang, dan Korea (2)

"Kegiatan ekspedisi Nusa Manggala adalah penelitian untuk menggali data dan informasi sumber daya alam hayati dan non hayati di kawasan pesisir PPKT Indonesia," kata Deputi Bidang Ilmu Kebumian LIPI Zainal Arifin di Jakarta, Rabu (14/8).

Ia menjelaskan, 55 orang peneliti Indoensia tersebut adalah ahli di bidang ekologi, daya dukung lingkungan, sosial kemanusiaan, serta geomorfologi. Dalam ekspedisi tersebut mereka menjelajah lebih dari 6.000 kilometer selama kurang lebih 49 hari.

Sebagai negara kepulauan terbesar dan poros maritim dunia, menurut Zainal, Indonesia memiliki 10 perbatasan maritim dengan 111 PPKT di sekitarnya. Salah satunya adalah perbatasan perairan Indonesia dan Samudra Pasifik.

Baca juga: 9 Penelitian oleh Anak Muda di Indonesia, Robot Pendeteksi Gempa hingga Kotak Bekal Tenaga Surya (1)

Minimnya informasi ilmiah tentang potensi sumber daya alam di kawasan itu mendorong LIPI melakukan ekspedisi ke sana.

"Di Kepulauan Mapia, tepatnya di Pulau Bras dan Fanildo terdapat salah satu atol terbesar di Indonesia dengan luasan area lebih dari 3.000 hektare," kata koordinator Ekspedisi Nusa Manggala, Udhi Eko Hernawan, Rabu (14/8/2019)

Atol adalah karang di laut yang berbentuk melingkar seperti cincin. Di dinding karang inilah, sebuah surga bawah laut tercipta yang terdiri dari beragam biota yang membangun suatu ekosistem besar.

Ia menambahkan, atol tersebut menjadi habitat unik bagi beragam biota laut seperti karang hias Lobophyllia, Physogyra, dan Cynarina lacrimalis.

Baca juga: Kekhawatiran Guru atas Penemuan Siswa soal Obat Kanker Mujarab hingga Juarai Dunia

"Bahkan semua jenis kerang kima yang ada di Indonesia, ketujuh jenisnya semua dapat ditemukan di kepulauan itu. Ditambah catatan sebaran baru kehadiran jenis Tridacna noae," ujar koordinator tim peneliti ekspedisi Nusa Manggala Leg 2, Wayan Eka.

Menurut Wayan Eka, atol terbesar ketiga di dunia disebut juga berada di Indonesia yaitu di kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, Makassar, Sulawesi Selatan.

"Atol di Taka Bonerate masih yang paling besar di Indonesia, tapi di Kepulauan Mapia salah satu yang terbesar," ujar Wayan.

Mereka juga melakukan ekspedisi di Pulau Bras, salah satu pulau terluar Indonesia yang terletak di Samudra Pasifik dan berbatasan dengan Palau.
Pulau Bras itu merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Supiori, Provinsi Papua. Pulau tersebut berada di sebelah utara dari Kota Manokwari dengan koordinat 0° 55′57″ Lintang Utara, 134° 20′30″ Bujur Timur.

Baca juga: Pelaku Mutilasi di Banyumas Gunakan Mobil ke Lokasi Penemuan Potongan Tubuh

"Ekspedisi Nusa Manggala merupakan salah satu bukti kehadiran negara di PPKT melalui aktivitas riset yang dilakukan LIPI," kata Kepala LIPI Laksana Tri Handoko.

Selain atol, dari ekspedisi tersebut juga didapatkan daftar isu strategis terkait pengelolaan sumber daya pesisir di PPKT yang tertuang dalam naskah kebijakan dan dibuat juga dalam bentuk film dokumenter dan buku.

"Semoga bermanfaat bagi pembuat kebijakan dan masyarakat," pungkas Handoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com