Ridwan Kamil meminta nelayan untuk tidak menjual ikan yang diduga terpapar limbah minyak mentah Pertamina.
"Karena nanti akan diganti rugi, saya mengimbau jangan melakukan tindakan yang nanti akan merugikan bagi yang tidak tahu, dengan menjual ikan yang terkena oleh limbah minyak," kata Ridwan Kamil.
Emil juga berharap Pertamina bisa menyelesaikan munculnya gelembung gas disertai tumpahan minyak sumur YYA1 area Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) pada 10 hingga 14 hari ke depan.
"Apakah di hari itu bisa dideklarasikan masih boleh melaut atau lautnya masih tercemar," katanya.
Baca juga: Ridwan Kamil Imbau Nelayan Tak Jual Ikan yang Terpapar Limbah Minyak
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang menutup sementara sejumlah tempat wisata pantai yang terdampak kebocoran limbah minyak Pertamina.
"Kami putuskan menutup sementara tempat-tempat wisata pantai karena air laut tercemar kandungan minyak, dan itu tergolong berbahaya. Jadi kalau ada wisatawan berenang di situ (pantai), khawatir gatal-gatal," kata Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana usai meninjau lokasi terdampak kebocoran minyak, Rabu (24/7/2019).
Berdasarkan hasil peninjauan, limbah minyak mentah mengotori sejumlah pantai di Karawang hingga Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Beberapa pantai di Karawang yang terdampak di antaranya Pantai Tanjungpakis, Pantai Sedari, Pantai Pisangan, Samudera Baru, Pantai Pelangi.
"Baru akan dibuka ketika pantai sudah benar-benar bersih," kata Cellica.
Baca juga: Dampak Tumpahan Limbah Minyak Pertamina, Wisata Pantai di Karawang Ditutup
Tumpahan minyak sudah berlangsung lebih dari tiga pekan sejak dinyatakan terjadi pada 12 Juli 2019.
Hanya saja, Kormas (Koalisi organisasi masyarakat sipil) menilai, hingga saat ini Pertamina belum transparan menjelaskan penyebab utama dan kronologi operasi secara detail yang memicu tumpahan minyak tersebut.
Padahal, dampak tumpahan minyak terus mencemari wilayah laut dan pesisir Karawang, Bekasi serta meluas hingga mencapai Kepulauan Seribu, Jakarta.
Kormas menilai, Pertamina tidak hanya lalai dalam menjalankan kegiatan operasinya dan penanganan awal kejadian, tetapi juga berupaya menyembunyikan fakta penting dari petaka tumpahan minyak itu.
“Apa yang berlangsung di hari saat sebelum dan sesudah kegagalan operasi perlu dijelaskan ke publik secara rinci,” ujar Juru bicara Kormas sekaligus Koordinator Nasional Jatam Merah, Johansyah, melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (7/8/2019).
Baca juga: Pertamina Diminta Ungkap Penyebab Sebenarnya Tumpahan Minyak di Karawang
Sumber: KOMPAS.com (Farida Farhan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.