Salin Artikel

5 Fakta Tumpahan Minyak Pertamina, Desakan Ridwan Kamil hingga Dituding Tak Transparan

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berharap Pertamina segera menyelesaikan penanganan tumpahan minyak sumur YYA1 area Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) di Karawang, dalam kurun waktu 10 hingga 14 hari ke depan.

Hal itu diungkpakan Kang Emil, sapaan akrab Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, saat meninjau lokasi yang terkena dampak tumpahan minyak, Rabu (7/8/2019).

Selain itu, Kang Emil juga meminta para nelayan untuk tidak menjual ikan yang terpapar limbah minyak.

Alasannya, ikan yang terpapar limbah minyak akan membahayakan masyarakat luas. Dirinya juga berjanji akan mengganti kerugian para nelayan akibat bencana minyak tumpah itu.

Berikut ini fakta lengkapnya:

Ridwan Kamil berharap Pertamina segera mengatasi masalah minyak tumpah di Kabupatan Karawang, Jawa Barat.

"Dalam 10 sampai 14 hari insya Allah selesai, jadi warga tidak usah khawatir," kata Ridwan Kamil, usai meninjau lokasi terdampak tumpahan minyak di Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya.

Saat ini, kata dia, tengah dilakukan pengeboran rescue untuk menyumbat sumur minyak yang tumpah, dengan progres 30 persen.

Pertamina telah menggandeng perusahaan Amerika yang berpengalaman menangani insiden tumpahan minyak di Teluk Meksiko.

Pertamina menggandeng perusahaan Amerika yang berpengalaman menangani insiden tumpahan minyak di Teluk Meksiko. Hal itu dibenarkan oleh Kang Emil.

"Siapa yang mengerjakan untuk mengatasi masalah ini. Kita harus apresiasi Pertamina karena Pertamina mengerjakan orang Amerika. Jadi mereka menyewa engineer dari Amerika untuk mengatasi masalah di sini, dan itu bayarannya mahal," kata Emil, Rabu (7/8/2019).

Sementara itu, pihak Pertamina mengaku butuh waktu lama untuk mengatasi tumpahan minyak itu.

"Tadi Pak Gubernur minta selesai 10-14 hari. Tapi prediksi kami, bisa selesai sampai 8 hingga 10 minggu. Insya Allah kami sanggup, mohon doanya," kata Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf.

Ridwan Kamil meminta nelayan untuk tidak menjual ikan yang diduga terpapar limbah minyak mentah Pertamina.

"Karena nanti akan diganti rugi, saya mengimbau jangan melakukan tindakan yang nanti akan merugikan bagi yang tidak tahu, dengan menjual ikan yang terkena oleh limbah minyak," kata Ridwan Kamil.

Emil juga berharap Pertamina bisa menyelesaikan munculnya gelembung gas disertai tumpahan minyak sumur YYA1 area Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) pada 10 hingga 14 hari ke depan.

"Apakah di hari itu bisa dideklarasikan masih boleh melaut atau lautnya masih tercemar," katanya.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang menutup sementara sejumlah tempat wisata pantai yang terdampak kebocoran limbah minyak Pertamina.

"Kami putuskan menutup sementara tempat-tempat wisata pantai karena air laut tercemar kandungan minyak, dan itu tergolong berbahaya. Jadi kalau ada wisatawan berenang di situ (pantai), khawatir gatal-gatal," kata Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana usai meninjau lokasi terdampak kebocoran minyak, Rabu (24/7/2019).

Berdasarkan hasil peninjauan, limbah minyak mentah mengotori sejumlah pantai di Karawang hingga Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Beberapa pantai di Karawang yang terdampak di antaranya Pantai Tanjungpakis, Pantai Sedari, Pantai Pisangan, Samudera Baru, Pantai Pelangi.

"Baru akan dibuka ketika pantai sudah benar-benar bersih," kata Cellica.

Tumpahan minyak sudah berlangsung lebih dari tiga pekan sejak dinyatakan terjadi pada 12 Juli 2019.

Hanya saja, Kormas (Koalisi organisasi masyarakat sipil) menilai, hingga saat ini Pertamina belum transparan menjelaskan penyebab utama dan kronologi operasi secara detail yang memicu tumpahan minyak tersebut.

Padahal, dampak tumpahan minyak terus mencemari wilayah laut dan pesisir Karawang, Bekasi serta meluas hingga mencapai Kepulauan Seribu, Jakarta.

Kormas menilai, Pertamina tidak hanya lalai dalam menjalankan kegiatan operasinya dan penanganan awal kejadian, tetapi juga berupaya menyembunyikan fakta penting dari petaka tumpahan minyak itu.

“Apa yang berlangsung di hari saat sebelum dan sesudah kegagalan operasi perlu dijelaskan ke publik secara rinci,” ujar Juru bicara Kormas sekaligus Koordinator Nasional Jatam Merah, Johansyah, melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (7/8/2019).

Sumber: KOMPAS.com (Farida Farhan)

https://regional.kompas.com/read/2019/08/09/07050051/5-fakta-tumpahan-minyak-pertamina-desakan-ridwan-kamil-hingga-dituding-tak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke