Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Sapi Kurban Milik Jokowi | Masuk TNI, Enzo Sewa Pelatih Fisik

Kompas.com - 08/08/2019, 05:25 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Andi Saputro (30), warga Pilangsari RT 006/RW 001, Potronayan, Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah, tak menyangka dua sapi jenis simmental yang dipeliharanya dibeli Presiden Jokowi untuk hewan kurban.

Dua sapi masing-masing berbobot 1,4 ton dan 1,3 ton tersebut total seharga Rp 171 juta.

Sementara di Polewali Mandar, sapi kurban yang dibeli Presiden Jokowi diberi karpet hitam seharga Rp 2 juta. Sapi yang diberi nama Mike Tyson itu memiliki berat 1,05 ton.

Berita tentang sapi-sapi yang dibeli Presiden Jokowi mendapat banyak perhatian dari para pembaca.

Sementara itu di Serang, Enzo Zenz Allie, seorang warga negara Indonesia keturunan Perancis, menyewa pelatih fisik pribadi untuk melatih agar bisa masuk sebagai calon taruna akademi TNI tahun 2019.

Berikut 5 berita populer nusantara selengkapnya:

 

1. Tawarkan via Whats App, 2 sapi di Boyolali dibeli Jokowi

Andi Saputro (30), warga Pilangsari RT 006/RW 001, Potronayan, Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah, tak menyangka dua sapi jenis simmental yang dipeliharanya dibeli Presiden Jokowi untuk hewan kurban.

Dua sapi masing-masing berbobot 1,4 ton dan 1,3 ton tersebut total seharga Rp 171 juta.

"Rasanya senang bisa dibeli sama Pak Presiden. Bisa membawa nama peternakan sapi di sini," kata Andi di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (6/8/2019).

Andi mengaku baru pertama kali sapi yang dipeliharanya sejak 4,5 tahun dan 3,5 tahun itu dibeli Presiden Jokowi untuk kurban.

Awalnya, Andi meminta bantuan tetangga untuk menawarkan dua sapi yang ia pelihara untuk kurban melalui media sosial (medsos) WhatsApp.

Dia berpesan kepada tetangga bahwa apabila Presiden Jokowi mau membeli sapi kurban, di tempatnya ada sapi berukuran besar.

"Ada utusan Pak Presiden Jokowi ke sini langsung melihat sapi untuk kurban. Tim MUI Solo juga ke sini melihat sapi yang dibeli Pak Jokowi untuk kurban," kata dia.

Baca juga: Pria Ini Tawarkan Sapi 1,4 Ton via WhatsApp, Tak Disangka Dibeli Jokowi untuk Kurban

 

2. Sapi kurban milik Jokowi dibelikan karpet Rp 2 juta

Sapi kurban 1,05 ton milik Presiden Jokowi diberi karpet hitam agar bisa tidur nyenyak dan berat badannya tak menurunJUNAEDI Sapi kurban 1,05 ton milik Presiden Jokowi diberi karpet hitam agar bisa tidur nyenyak dan berat badannya tak menurun
Sapi kurban berbobot 1,05 ton yang dibeli Presiden Jokowi dari peternak di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, diberi karpet hitam agar bisa tidur nyenyak.

Farid, anak Abdul Rahim, peternak yang menjual sapi itu, menuturkan telah memberi karpet hitam seharga Rp 2 juta agar sapi jenis simmental yang diberi nama Mike Tyson ini tetap sehat bugar dan berat badannya tak menurun hingga dikurbankan.

“Karpet ini dibeli di Surabaya seharga Rp 2 juta lebih. Kalau pakai karpet, Tyson bisa tidur lebih nyenyak,” tutur Farid, Selasa (6/8/2019).

Selain itu, makanan Tyson juga dijaga. Tyson rutin diberi vitamin.

Baca juga: Agar Tidur Nyenyak, Sapi Kurban 1 Ton Milik Jokowi Dibelikan Karpet Seharga Rp 2 Juta

 

3. Enzo sewa pelatih fisik dan "push up" 100 kali

Enzo Zenz Allie, calon Taruna Akademi TNI keturunan Prancis, berbaris menuju tempat upacara pembukaan pendidikan dasar kemitraan Caprabhatar Akademi TNI-Akpol Tahun 2019 di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang, Selasa (6/8). Tribun Jogja/Rendika F Enzo Zenz Allie, calon Taruna Akademi TNI keturunan Prancis, berbaris menuju tempat upacara pembukaan pendidikan dasar kemitraan Caprabhatar Akademi TNI-Akpol Tahun 2019 di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang, Selasa (6/8).
Enzo Zenz Allie, seorang warga negara Indonesia keturunan Perancis, berhasil masuk sebagai calon taruna akademi TNI tahun 2019.

Untuk bisa lolos menjadi calon taruna TNI, Enzo sudah melakukan persiapan fisik sejak SMA.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Sekolah Pesantren Unggul Al Bayan, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Deden Ramdani.

Menurut Deden, Enzo pernah menyampaikan keinginannya menjadi anggota TNI sejak di bangku kelas 11.

Sejak saat itu, latihan sebagai persiapan masuk TNI diintensifkan dengan bantuan pihak sekolah.

Latihan yang dilakukan oleh Enzo antara lain melakukan latihan fisik di Pantai Anyer yang dilatih oleh guru yang khusus didatangkan untuk Enzo. Latihannya berlangsung seminggu tiga kali.

Selain itu, kata Deden, Enzo juga kerap melakukan latihan sendiri seperti lari pada pagi dan sore hari, serta latihan fisik lainnya seperti push up dan renang.

"Tapi, sejak di kelas 10 dia juga sudah terkenal punya fisik yang kuat, latihannya cepat dan push up 100 kali perhari," kata Deden, saat ditemui di SMA Al Bayan, Rabu (7/8/2019).

Baca juga: Persiapan Enzo Masuk TNI, Sewa Pelatih Fisik Pribadi hingga Push Up 100 Kali Sehari

 

4. Pernyataan TNI saat bupati minta pasukan ditarik dari Nduga

Sejumlah personel Brimob dikerahkan untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan para pekerja proyek pembangunan jembatan Trans Papua di Kabupaten Nduga. dok BBC Indonesia Sejumlah personel Brimob dikerahkan untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan para pekerja proyek pembangunan jembatan Trans Papua di Kabupaten Nduga.
Bupati Nduga Yairus Gwijangge beberapa waktu lalu kembali meminta TNI/Polri untuk menarik pasukannya dari daerah yang kini ia pimpin tersebut.

Menjawab hal tersebut, Kodam XVII/Cenderawasih menyatakan tidak akan memenuhinya karena Nduga merupakan satu kesatuan dari NKRI.

"Aspirasi itu mungkin bentuk kepedulian mereka terhadap masyarakatnya. Namun, untuk penarikan pasukan di Nduga tentu kita berdasarkan perintah Mabes TNI. Tentu kita tidak bisa melakukan begitu saja," ujar Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi, di Jayapura, Rabu (7/8/2019).

Ia menegaskan ada beberapa pertimbangan untuk menugaskan prajurit TNI tetap ada di Nduga.

Menurut Dax, fakta-fakta dalam satu tahun belakangan menunjukkan gangguan keamanan di Nduga itu frekuensinya cukup tinggi dan jumlah korban cukup banyak.

Nduga, tegasnya, bagian dari NKRI. Artinya masyarakat yang ada di wilayah tersebut bukan hanya masyarakat asli setempat, tetapi ada juga warga negara Indonesia lainnya.

"Fakta lainnya, korban-korban kekejaman OPM yang bermarkas di situ rata-rata warga pendatang sehingga TNI harus hadir untuk melindungi setiap warga Indonesia," tuturnya.

Baca juga: Bupati Minta Semua Pasukan Ditarik dari Nduga, Ini Pernyataan TNI

 

5. Menderita tumor usus, ibu kantin butuh biaya RP 100 juta

Ariyanti dibawa ke RSUD Muhammad Sani setelah dirinya mendadak diserang demam tinggi dan sesak nafas.RACHTA Ariyanti dibawa ke RSUD Muhammad Sani setelah dirinya mendadak diserang demam tinggi dan sesak nafas.
Ariyanti (43), warga RT 002 RW 003, Gang Paud Nur Gemilang, Kelurahan Kapling, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau hanya bisa berbaring.

Wanita yang sehari-hari berjualan di kantin SMP ini sekarang hanya bisa mengkonsumsi bubur atau makanan lainnya yang sudah dihaluskan. Berat badan wanita ini turun menjadi 71 kg dari sebelumnya 98 kg.

Sebelum diketahui mengidap tumor usus, Ariyanti sempat dikira hamil lagi anak ketujuh karena perutnya yang besar.

Dokter memvonis Ariyanti terkena tumor usus.

Selain itu keluarga dikejutkan oleh biaya yang harus disediakan keluarga untuk pengobatan Ariyanti yang mencapai Rp 100 juta.

Baca juga: Perut Membesar karena Tumor Usus Ganas, Ibu Kantin SMP Ini Butuh Bantuan Biaya Pengobatan Rp 100 Juta

 

Sumber: KOMPAS.com (Labib Zamani, Acep Nazmudin, Junaedi, Dhias Suwandi, Hadi Maulana)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com