CILACAP, KOMPAS.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperpanjang status peringatan dini gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan Indonesia, Rabu (7/8/2019).
Hal tersebut terjadi menyusul kemunculan sirkulasi Eddy di Samudra Pasifik, bagian utara Papua.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Cilacap, Jawa Tengah, Rendi Krisnawan, menyebut, sirkulasi ini berpengaruh terhadap kecepatan angin hingga mencapai 25 knot.
"Pola angin di Indonesia umumnya berembus dari timur ke selatan," kata Rendi.
Sebelumnya, pada Selasa (6/8/2019) BMKG telah lebih dulu mengidentifikasi kemunculan badai tropis Lekima di Samudra Pasifik.
Baca juga: Ini Penyebab Gelombang Tinggi di Sejumlah Wilayah Indonesia
Menurut Rendi, baik badai Lekima maupun sirkulasi Eddy berpotensi memicu fenomena gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan Indonesia.
Rendi menyebut, kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan selatan Banten, Laut Sulawesi, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, Laut Halmahera, dan Laut Maluku Utara.
"Khusus di wilayah pesisir selatan Jawa dan Yogyakarta, gelombang diperkirakan dari 2,5 meter hingga 4 meter,” ujar Rendi.
Peringatan ini, kata Rendi, mulai berlaku sejak Selasa dan akan terus berlangsung hingga Kamis (8/8/2019).
BMKG mengimbau masyarakat, nelayan, dan kapal-kapal yang melakukan aktivitas di laut selatan Jawa untuk memperhatikan kondisi tersebut.
Menurut Rendi, untuk kapal nelayan yang beroperasi di perairan dangkal, kecepatan angin dapat mencapai 15 knot dan tinggi gelombang 1,25 meter.
Adapun untuk tongkang dan feri, kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang 2,5 meter.
“Untuk kapal ukuran besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar, kecepatan angin dapat lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter,” kata Rendi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.