Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Gelombang Tinggi di Sejumlah Wilayah Indonesia

Kompas.com - 06/08/2019, 16:25 WIB
Iqbal Fahmi,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

CILACAP, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi kemunculan badai tropis "Lekima" di Samudera Pasifik, Senin (6/8/2019).

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Cilacap, Jawa Tengah, Rendi Krisnawan menyebut, badai ini akan memicu gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan Indonesia.

"Pusat badai memiliki tekanan 992 hektopascal (hPa) dengan kecepatan angin maksimum mencapai 25 knot," kata Rendi, Selasa (6/8/2019).

Baca juga: Prediksi Ketinggian Gelombang Tsunami di Wilayah Siaga hingga 3 Meter

Selain itu, BMKG juga memprediksi adanya sirkulasi udara di Samudera Pasifik di utara Papua. Dua fenomena ini berpengaruh terhadap pola angin di Indonesia yang bergerak dari timur ke selatan.

Rendi menyebut, kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan barat Kepulauan Mentawai - Bengkulu, selatan Banten, Kepulauan Sangihe - Kepulauan Talaud, Halmahera, Maluku utara dan perairan Yos Sudarso - Merauke.

"Peningkatan kecepatan angin ini akan berdampak pada fenomena gelombang tinggi. Khusus di wilayah pesisir selatan Jawa dan Yogyakarta, gelombang diperkirakan mencapai 2,5 meter hingga 4 meter,” ujar Rendi.

Peringatan ini, kata Rendi, mulai berlaku sejak Senin dan akan terus berlangsung hingga Selasa ini.

"Kami mengimbau kepada masyarakat, nelayan, dan kapal-kapal yang melakukan aktivitas di laut selatan Jawa, untuk memerhatikan kondisi tersebut," kata Rendi.

Menurut Rendi, untuk kapal nelayan yang beroperasi di perairan dangkal, kecepatan angin dapat mencapai 15 knot dan tinggi gelombang 1,25 meter.

Sedangkan, kapal tongkang dan feri, kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang 2,5 meter.

“Untuk kapal ukuran besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar, kecepatan angin dapat lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com