Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Listrik Padam, Warga di Desa Ini Tak Panik, Panel Surya Murah Jadi Solusi

Kompas.com - 07/08/2019, 12:49 WIB
Markus Yuwono,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Menurut dia, perawatannya hanya melihat ketinggian air dalam aki, selain mengecek instalasi listrik.

Setiap petang ketika matahari mulai terbenam, lampu penerangan jalan dan rumah mulai menyala. Penerangan ini sebagian besar merupakan hasil dari panen tenaga matahari selama 10 jam.

Hampir semua barang yang digunakan merupakan produk daur ulang atau bekas, salah satunta aki.

Selain di rumah, penerangan jalan masuk ke kampung mereka juga menggunakan listrik tenaga surya.

Namun, lampu penerangan dengan tenaga surya tidak dapat sewaktu-watu dinyalakan.

Saat matahari masih bersinar, lampu penerangan itu tidak menyala. Tapi setelah matahari perlahan tenggelam dan malam datang, lampu penerangan itu mulai menyala menggantikan fungsi matahari.

"Rumah saya sudah di-setting mulai hidup jam 18.00 WIB, dan mati lagi jam 6 pagi," ucapnya

Suami Ngadiyem, Bagyo merupakan salah satu pengurus kampung edukasi sehingga dirinya cukup fasih untuk menjelaskan mengenai peralatan listrik tenaga surya.

Ngadiyem (61) Warga Dusun Ngemplek, Desa Piyaman, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul, Duduk di Pos Ronda Rabu (7/8/2019)MARKUS YUWONO Ngadiyem (61) Warga Dusun Ngemplek, Desa Piyaman, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul, Duduk di Pos Ronda Rabu (7/8/2019)
Bahkan dirinya pun bisa menunjukkan nama alat-alat yang digunakan 

Dari pengamatan Kompas.com, di dusun tersebut sebagian rumah di atapnya terpasang penel surya.

Baca juga: Listrik Padam, Ridwan Kamil Dorong PLN Beri Ganti Rugi

Adapun Muhammad Ahab menceritakan Ide itu muncul bermula saat gempa di Bantul 2006. Saat itu listrik padam, rumah-rumah nampak gelap. Sejumlah korban gempa kesulitan mendapatkan aliran listrik yang sekarang ini sudah menjadi kebutuhan pokok.

Waktu berjalan, ia mulai bisa merangkai sendiri segala keperluan untuk membuat daya listrik dari tenaga surya di rumahnya.

Saat ini listrik rumahnya tidak ada yang berasal dari PLN. Dia menikmati listrik bertenaga matahari dan mengedukasi tetangganya cara memasang panel surya.

"Saya mengedukasi tetangga sekitar seperti di tetangga saya Pak Bagyo. Saya ajari hingga bisa menjelaskan kepada masyarakat yang ingin belajar membuat tenaga listrik dari matahari, karena saya sering tidak ada di rumah bisa dengan Pak Bagyo," katanya

Dijelaskannya, alat yang ia gunakan tergolong simpel yaitu panel tenaga surya, aki motor maupun mobil, controller, dan inventer.

"Jadi kampung ini melawan stigma jika memasang listrik tenaga surya itu mahal dan perawatannya sulit. Terbukti sejak dua tahun terakhir warga menggunakan tidak ada kendala," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com