Lukman menceritakan, pihaknya sampai memperhitungkan bagaimana tsunami itu datang sampai tiba di apron dalam tempo 37 menit sejak gempa terjadi.
Kecepatan terjangan ombak 18-20 km per jam. Dalam waktu seperti itu, AP telah merancang pihaknya bisa menerbangan semua pesawat.
Baca juga: 2020, Semua Maskapai Direncanakan Sudah Beroperasi di Bandara YIA
Bangunan crisis center juga merupakan bagian dari mitigasi yang dilakukan AP. Masyarakat di luar bandara bisa memanfaatkannya bila gempa dan tsunami datang.
Ketinggian crisis center ini sama dengan terminal dengan kemampuan daya tahan menghadapi gempa yang sama dengan terminal.
“Kita juga ada crisis center yang tingginya sama. Early system yang terhubung dengan BMKG. Sehingga kita punya waktu sebelum tsunami yang datang,” katanya.
AP I juga mengharapkan kerja sama untuk membuat buffer zone atau sabuk hijau di sepanjang pantai untuk menghadapi tsunami.
“Akan dilakukan penanaman pohon yang sangat rapat. Ini akan mereduce kecepatan tsunami,” katanya.
Baca juga: Potensi Tsunami di Bandara Kulon Progo, Bagaimana Mitigasi yang Ideal?
Selain tahan gempa, tsunami, dan likuifaksi, AP I mengklaim telah memperhitungkan bagaimana bila atap bangunan terminal menerima beban debu vulkanik, atau abu vulkanik, atau hujan abu.
Yogyakarta memiliki gunung api aktif Merapi. Tidak jauh dari sana juga banyak gunung berapi yang juga aktif. Abu vulkanik bisa saja menjadi ancaman lain.
"Meski belum pernah ada yang seperti ini," kata Lukman.
YIA pun disiapkan mampu menahan debu vulkanik yang bisa saja menyerang kapan saja. AP pun merancang struktur atap bangunan yang mampu menahan debu seluas atap yang ada.
Lukman mengatakan, AP sampai menambah perkuatan struktur baja untuk memperkuat struktur bangunan itu.
Dari semula 4 juta kilogram menjadi 11 juta kg baja untuk menguatkan struktur bangunan.
"Atap bandara nanti mampu menahan debu sampai setebal 5 cm,” kata Lukman.
Sementara itu, semua masih dalam pengerjaan. Gedung terminal, penguhubung, gedung parkir, hingga flyover merupakan bangunan yang masih dalam tahap penyelesaian.
Bandara sendiri kini berada dalam progres pembangunan 69,7 persen. Walau demikian, tampak struktur bangunan yang sudah jadi dan sudah hampir tertutup kaca seluruhnya.
AP I masih menyelesaikan pembangunan flyover yang sudah memasuki tahap finishing. AP I juga sudah mulai masuk tahap memasukkan arsitektur dan finishing interior.
AP I mengaku optimistis pembangunan YIA selesai sesuai jadwal.
“Target Desember bisa 100 persen. Sekarang sudah 70 persen. Tinggal 30 persen lagi. Semoga bisa dikejar,” kata Direktur Utama AP I, Faik Fahmi.
Baca juga: Aktivis: Bandara Baru Yogyakarta Berada di Kawasan Rawan Tsunami
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.