Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ketabahan Penjual Mainan Keliling Sekolahkan Anaknya yang Lumpuh

Kompas.com - 05/08/2019, 07:48 WIB
Muhlis Al Alawi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PONOROGO, KOMPAS.com - Tutik Lasiana tak pernah patah semangat dengan kondisi Ahmad Fatta Ali Akbar, anaknya semata wayang.

Saban hari, Tutik bersama Miswanto, suaminya bergantian memapah anaknya naik turun sepeda motor agar Fatta bisa mengenyam pendidikan di bangku sekolah dasar di Desa Coper, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo.

Pagi itu, setelah dikenakan seragam SD lengkap, Tutik, penjual keliling mainan anak-anak ini memapah anaknya menuju sepeda motor yang berada di depan rumahnya.

Sesaat setelah naik di sepeda motor, Tutik meminta Fatta tangannya melingkar diperutnya agar tak jatuh saat kendaraan melaju di jalan raya.

Tak lama kemudian sepeda motor yang dikemudikan tiba di SDN Coper. Tutik bersegera turun dan memegang tangan anak lelakinya itu.

Selanjutnya Tutik menurunkan Fatta dan memegang kedua ketiak anaknya dipapah agar berjalan menuju ruang kelas empat SDN Coper.

“Sudah rutinitas saya seperti ini. Jadi sudah biasa,” kata Tutik kepada Kompas.com, pekan lalu.

Baca juga: Kisah Khalil, Teman Tuli yang Terpilih Jadi Ajudan Ridwan Kamil

Fatta lahir normal, tapi...

Tutik menceritakan nahas yang menimpa putranya itu baru diketahui setelah berumur satu tahun.

Pasalnya saat berumur satu tahun, anak-anak tetangganya sudah bisa mulai bisa berjalan.

Sementara itu Fatta, anaknya kedua kakinya lumpuh sehingga tidak bisa berjalan sama sekali.

“Tangannya bisa bergerak seperti anak normal lainnya. Hanya kakinya lumpuh dan tidak bisa berjalan. Kalau bicara dan dengar normal,” ungkap Tutik.

Ia mengatakan saat lahir, 9 Oktober 2009, Fatta dalam kondisi normal. Namun setelah bisa tengkurap, kepala anaknya tidak bisa terangkat.

Sedangkan anak-anak yang lahir sama dengan Fata saat sudah mulai belajar duduk tetapi anaknya hanya bisa berbaring saja.

Khawatir dengan kondisi anaknya, ia lalu membawa Fatta ke rumah sakit. Setelah dirangsang, baru bisa duduk tetapi harus dipegang agak tidak terjatuh.

"Alhamdulilah sekarang sudah bisa duduk sendiri," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com