Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Khalil, Teman Tuli yang Terpilih Jadi Ajudan Ridwan Kamil

Kompas.com - 05/08/2019, 06:43 WIB
Dendi Ramdhani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - "Menerima situasi yang suram adalah hal yang wajib untuk dilakukan. Bagaimanapun, menyerah pada mimpi kita adalah hal yang haram untuk dilakukan" - Surya Sahetapy, aktivis teman tuli.

Kalimat itu menancap diingatan Khalil Ibrohim (22), teman tuli yang menjadi satu dari 30 lulusan program Jabar Future Leader (JFL).

Mereka secara bergiliran berkesempatan menjadi ajudan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil selama sepekan.

Keterbatasan justru membuat pria kelahiran Sukabumi itu tumbuh menjadi pribadi yang berani dan percaya diri.

Pemuda yang kini berkuliah di Universitas Widyatama Bandung itu mantap mengikuti seleksi setelah Ridwan Kamil mengumumkan program itu awal tahun lalu.

Baca juga: Cerita Para Relawan Memopulerkan Bisindo, Bahasa Isyarat untuk Teman Tuli

Kesulitan buat materi presentasi

Sebelum dinyatakan lolos, Khalil mengaku cukup kesulitan dalam membuat materi presentasi video yang jadi salah satu syarat mengikuti program itu. Setelah dibantu beberapa rekannya, ia pun membuat video berdurasi pendek dengan membawa konten seputar hak kaum difabel.

"Presentasi tentang aksesbilitas advokasi untuk teman disabilitas di bidang pendidikan dan pelayanan umum lainnya seperti keagamaan, infrastruktur. Contohnya banyak trotoar yang sulit untuk pengguna kursi roda," kata Khalil saat ditemui Kompas.com di Gedung Pakuan, Sabtu (3/8/2019).

Meski Khalil tak memenuhi syarat memiliki 1.000 pengikut di Instagram, ia dinyatakan lolos. Khalil dianggap bisa mewakili teman tuli dalam program itu.

"Saya enggak tahu alasan dipilih. Waktu itu tim Humas Jabar menginformasikan saya lulus seleksi, kaget sekaligu seneng. Ada dua orang teman tuli yang terpilih," ujar mahasiswa semester 5 jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) itu.

Sepekan mendampingi Ridwan Kamil, hari-harinya mendadak lebih sibuk. Khalil mesti bangun pukul 05.00 WIB untuk salat, mandi dan sarapan. Setelah itu, ia berkoordinasi dengan ajudan untuk bersiap mendampingi sang gubernur melahap seluruh agenda.

Baca juga: Koptul, Racikan Kopi Teman Tuli untuk Perjuangkan Kesetaraan

Sempat kesulitan adaptasi

Di hari pertamanya, ia mengaku sangat kesulitan beradaptasi. Tanpa bantuan penerjemah bahasa isyarat, anak pertama dari dua bersaudara itu jelas tak mengerti tiap percakapan atau pembahasan dalam rapat.

"Waktu rapat saya sampai pakai pakai google live transcript, tetap enggak bisa ikutin pembahasan rapat karena bicaranya sangat cepat. Hari selasa evaluasi, akhirnya saya minta penerjemah bahasa isyarat," tutur Khalil.

Setiap hari Khalil berkesempatan duduk semobil dengan orang nomor satu di Jabar itu. Ia mengatakan, ketika dalam perjalanan Ridwan Kamil tak banyak bicara.

Ia lebih banyak menghabiskan waktu di perjalanan untuk berisitrahat, memantau berita, serta membalas pesan warga di akun sosial medianya. Ia bercerita, ada satu kejadian yang tak akan pernah ia lupakan.

"Itu hari pertama saya masuk. Dalam perjalanan, beliau tepuk pundak saya  meminta papan tulis dan spidol. Kemudian ia menulis 'semangat bertugas di hari pertama Khalil, semoga ada manfaatnya', ucap Khalil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com