Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Erupsi Gunung Tangkuban Parahu | Heboh Iklan Fintech "Siap Digilir"

Kompas.com - 27/07/2019, 06:58 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Berita tentang YI (51), perempuan asal Solo yang menjadi korban oknum dari jasa pinjaman online atau Financial Technology (Fintech), jadi viral.

Foto YI beredar luas dengan diberi tulisan "siap digilir" usai terlambat dua dari jatuh tempo membayar cicilan.

Sementara itu, berita Gunung Tangkuban Parahu di Jawa barat erupsi pada Jumat (26/7/2019) pukul 15.48 WIB, mendapat perhatian pembaca.

Berdasar siaran pers Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tinggi kolom abu teramati lebih kurang 200 meter di atas puncak atau lebih kurang 2.284 meter di atas permukaan laut.

Kepala PVMBG Kasbani mengatakan, kolom abu yang teramati di gunung ini berwarna kelabu, dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan.

Baca berita populer nusantara secara lengkap:

1. Nunggak dua hari, YI jadi korban "bully" Fintech di Solo

YI, korban pinjaman online ilegal bersama LBH Soloraya memberikan keterangan pers di Solo, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019). KOMPAS.com/LABIB ZAMANI YI, korban pinjaman online ilegal bersama LBH Soloraya memberikan keterangan pers di Solo, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019).

Foto YI disebar oleh oknum pelaku bisnis fintech di media sosial (medsos) dengan menuliskan jika YI 'siap digilir' untuk melunasi pinjaman sebesar Rp 1.054.000.

YI mengatakan poster foto dirinya tersebut disebar karena pada jatuh tempo dirinya telat membayar pinjaman tersebut.

Padahal, dirinya telah memberitahukan kepada pihak pinjaman online kalau dirinya belum memiliki uang untuk membayar pinjaman itu.

"Saya pinjam Rp 1.000.000 menerima Rp 680.000. Dalam seminggu saya harus mengembalikan Rp 1.054.000. Saya telat dua hari foto saya langsung disebar," kata dia.

Baca berita selengkapnya: Nunggak 2 Hari ke Fintech, Perempuan Ini Diiklankan "Siap Digilir" untuk Bayar Utang

2. Gunung Tangkuban Parahu erupsi

Petugas PVMBG saat memperlihatkan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu di pos pemantauan, Jumat (26/7/2019).DENDI RAMDHANI Petugas PVMBG saat memperlihatkan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu di pos pemantauan, Jumat (26/7/2019).

Kasbani mengatakan, kolom abu yang teramati di gunung ini berwarna kelabu, dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan.

"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 milimeter dan durasi lebih kurang 5 menit 30 detik," ujar Kasbani.

Saat ini, pengunjung, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar Kawah Ratu dan Kawah Upas. Pengunjung juga tidak boleh menginap di dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu.

"Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata Gunung Tangkuban Parahu agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas," kata Kasbani.

Baca berita selengkapnya: Gunung Tangkuban Parahu Erupsi

3. Viral polisi menempel di kap mobil, polisi kenakan pasal melawan petugas

Viral, video polisi tertabrak dan terseret mobil di Bandung beredar di media sosial Twitter pada Kamis (25/7/2019).Twitter: Muhammad Faiz Atorik Viral, video polisi tertabrak dan terseret mobil di Bandung beredar di media sosial Twitter pada Kamis (25/7/2019).

Kapolda Jabar Irjen Rudy Sufahriadi mengatakan, pihaknya akan menambahkan pasal dan memperkarakan sopir yang menabrak dan menyeret anggota polisi lalu lintas (Polantas) di Bandung dengan pidana umum.

"Kemarin sudah ditilang dan disita. Sekarang akan ditambah pasal dengan melawan petugas," kata Rudy kepada wartawan di sela kunjunganya ke Polres Sukabumi Kota, Jumat (26/7/2019).

Hari ini, lanjut dia, sopir kendaraan sedan hitam berpelat nomor B 1980 PRF akan diperiksa.

"Hari ini dipanggil lagi akan diperiksa sopirnya, dan akan pidanakan dengan pidana umum," ujar dia.

Baca berita selengkapnya: Selain Ditilang, Mahasiswa S2 yang Tabrak dan Seret Polisi Akan Dikenakan Pasal Ini

4. Kisah gadis DPS yang rela jual diri demi sekolah, akhirnya diselamatkan polisi

Kanit Reskrim Polsek Sunggal Iptu M Syarif Ginting
Handout Kanit Reskrim Polsek Sunggal Iptu M Syarif Ginting

Kemiskinan telah membuat seorang gadis remaja berinisial DPS (14) dan adiknya, PA (9), harus berjuang keras untuk bertahan hidup.

DPS dan PA, sejak kecil tinggal dengan kakeknya di Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Ibu kedua anak itu pergi entah ke mana, sedangkan sang ayah diduga menderita gangguan jiwa dan memilih menggelandang di jalanan.

Ketiganya hidup miskin dan serba kekurangan. Makan cukup gizi dan hidup layak hanya mimpi, apalagi sekolah.

"ASI saja tak mereka rasakan, apalagi susu kaleng. Pas mau dibawa kemarin, cuma baju di badanlah yang dipunyai PA," kata Kanit Reskrim Polsek Sunggal Iptu M Syarif Ginting lewat sambungan telepon kepada Kompas.com, Rabu (24/7/2019).

Syarif mengatakan, DPS berhasil diselamatkan polisi setelah tante DPS berinisial SZ nekat menjual keperawanan DPS sebesar 10 juta.

Saat itulah, polisi menggerebek dan menggagakan niat bejat SZ terhadap DPS.

Baca berita selengkapnya: Kisah Miris Gadis DPS, Rela Jual Diri Demi Bisa Sekolah hingga Diselamatkan Polisi

5. Harap jadi ibu kota baru, warga tandai jejak kaki Jokowi dengan botol kaca

Botol penanda, di mana titik Presiden Joko Widodo mencari feeling ibu kota baru dan menghentakkan kaki di Gunung Mas, Kalimantan TengahAntaranews Botol penanda, di mana titik Presiden Joko Widodo mencari feeling ibu kota baru dan menghentakkan kaki di Gunung Mas, Kalimantan Tengah

Komah, salah satu pedagang kelontong di Kabupaten Mas, Kalimantan Tengah berharap agar Presiden Jokowi menetapkan Kabupaten Gunung Mas ebagai lokasi ibu kota baru Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Komah karena saat Presiden Jokowi berkeliling Kalimantan Tengah pada Mei 2019 silam, warungnya banyak didatangi oleh orang. Bahkan dalam satu hari, dia mendapatkan omzet meleset hingga Rp 20 juta.

"Waktu Pak Jokowi sampai di sini, jalan-jalan sebentar, warung saya ramai sekali, sampai bisa dapat Rp20 juta per hari waktu itu," kata Komah pemilik warung kelontong di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Kamis (25/7/2019).

Komah menuturkan saat itu banyak orang berpakaian dinas yang memborong makanannya. Jenis makanan yang terjual rata-rata adalah minuman, serta kue-kue kering.

Selain itu, oleh warga, titik Presiden Joko Widodo mencari feeling ibu kota baru dan menginjakkan kaki di Gunung Mas, Kalimantan Tengah diberi tanda dengan botol kaca.

Baca berita selengkapnya: Warga Tandai Pijakan Kaki Jokowi di Kabupaten Gunung Mas dengan Botol Kaca

Sumber: KOMPAS.com (Rachmawati, Mei Leandha, Budiyanto, Labib Zamani, Dendi Ramdhani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com