Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Fakta Mahasiswi Unpad yang Ditemukan Selamat, Diduga Terkena Gendam hingga Polisi Kantongi Ciri-ciri Pelaku

Kompas.com - 11/07/2019, 17:21 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - RS (22) mahasiswi Fakultas Biologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor yang dilaporkan hilang kontak sejak 10 Juni 2019 ditemukan pihak keluarga di sebuah masjid sekitar wilayah Tarongong, Kabupaten Garut, dalam kondisi selamat, Jumat (5/7/2019).

Sebelumnya diketahui, keberadaan RS masih menjadi misteri. Karena, baik keluarga maupun teman kampus tidak ada yang mengetahui.

Hilangnya RS yang tinggal di indekos di wilayah Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat ini pun langsung dilaporkan oleh salah seorang teman kampusnya, yakni Nila Sardi ke Polsek Jatinangor.

Selain itu, RS diduga telah dicabuli pelaku gendam atau guna-guna. Namun, polisi sudah mengetahui identitas pelaku.

berikut fakta-fakta mahasiswi Unpad yang sempat menghilang selama 25 hari:

1. Kronologi kejadian

Ilustrasi WhatsApp.Ist Ilustrasi WhatsApp.

RS berangkat dari indekos di Cikeruh, Jatinangor, Sumedang, bersama teman perempuan dengan tujuan mengunjungi rumah teman di Pameungpeuk, Garut.

Kemudian, pada Senin (10/6/2019), Nila Sardi, yang melaporkan hilangnya RS ke Polsek Jatinangor masih melihat status WhatsApp RS yang mengabarkan keberadaannya di wilayah Cileunyi.

Tapi, sejak status itu terlihat, RS hilang kontak dan hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.

Saat terakhir kali terlihat, RS mengenakan kaus warna pink dan jaket abu-abu, lengan panjang warna hitam, kerudung warna putih bermotif kembang, dan celana jeans panjang warna hitam.

RS memiliki ciri tinggi badan 158 sentimeter, berat 42 kg, rambut keriting, kulit sawo matang, dan mata bulat hitam.

2. Dilaporkan kepolisi

Ilustrasi PolisiThinkstock/Antoni Halim Ilustrasi Polisi

Kapolres Sumedang AKBP Hartoyo membenarkan pihaknya saat ini menangani kasus hilangnya mahasiswi Unpad Jatinangor ini.

Setelah Polsek Jatinangor menerima laporan kehilangan tersebut, Polres Sumedang mengambil alih kasusnya.

Namun, hingga Jumat (21/6/2019) ini, pihaknya belum menemui titik terang di mana keberadaan RS.

Dalam upaya pencarian, kata Hartoyo, pihaknya telah mengumpulkan keterangan dari teman-teman terdekatnya.

"Kami masih cari keterangan ke teman-teman dekatnya, tapi hasilnya (teman-teman RS) tidak mengetahui," ujarnya kepada Kompas.com di Sumedang, Jumat (21/6/2019) siang.

3. Bukan kasus penculikan

Ilustrasi penculikan.Shutterstock Ilustrasi penculikan.

Kapolres menuturkan, analisa sementara hilangnya RS bukan karena diculik. Dan hingga saat ini, pihaknya masih terus melakukan upaya pencarian dengan mengumpulkan keterangan dari teman RS lainnya.

"Kalau diculik masih jauh dari dugaan itu. Analisanya karena tidak ada yang minta tebusan atau pihak lain yang menghubungi keluarganya untuk minta uang, dan hal lainnya," tuturnya.

Dalam laporan polisi, RS meninggalkan rumah pada Kamis (6/6/2019) pukul 07.00 WIB.

Rika berangkat dari indekosnya di Cikeruh, Jatinangor, Sumedang, bersama teman perempuannya dengan tujuan mengunjungi rumah temannya di Pameungpeuk, Garut.

Kemudian, pada Senin (10/6/2019), Nila Sardi, yang melaporkan hilangnya Rika ke Polsek Jatinangor, masih melihat status WhatsApp RS, yang mengabarkan keberadaannya di wilayah Cileunyi.

4. Ditemukan selamat

IlustrasiThinkstockphotos.com Ilustrasi

Kapolres Sumedang AKBP Hartoyo mengatakan, pihak keluarga menemukan RS di sekitar wilayah Tarongong, Kabupaten Garut.

Setelah itu, pihak keluarga koordinasi dengan pihak Polsek Jatinangor dan Polres Sumedang.

"Selama kurang lebih sebulan itu menghilang, polsek (Jatinangor) dan polres hingga pihak keluarga mencari korban. Akhirnya ditemukan pihak keluarga," ujarnya kepada Kompas.com di sela acara puncak peringatan HUT ke 73 Bhayangkara di Alun-alun Situraja, Sumedang, Rabu (10/7/2019).

5. Diduga terkena gendam

Ilustrasi pelaku pedofil.Think Stock Ilustrasi pelaku pedofil.

Kapolres menuturkan, korban menghilang diduga akibat diguna-guna atau kena gendam.

Kronologi-nya, kata Kapolres, sepulang dari Garut dan tiba di sekitar kawasan Cileunyi, RS dihampiri seorang lelaki.

"Diduga korban saat itu kebingungan lalu dihampiri orang yang berada di sekitar Cileunyi itu. Korban seperti kena gendam, karena setelah berinteraksi dengan seseorang yang ditemuinya itu, korban RS hanya bisa menuruti dan mengikuti keinginan pelaku," tuturnya.

Kapolres menuturkan, sejak saat itu pula, korban terus mengikuti keinginan pelaku.

6. Pelaku dan korban terus berpindah tempat

Ilustrasi pindah rumahThinkstock Ilustrasi pindah rumah

Keberadaan pelaku dan korban pun, kata Kapolres, kerap berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya di wilayah Kabupaten Garut.

"Tidak menetap, mereka ini pindah-pindah hingga akhirnya ditemukan pihak keluarga di kawasan Tarogong, Garut," sebutnya.

7. Hasil visum diduga dicabuli

IlustrasiKOMPAS.com/LAKSONO HARI WIWOHO Ilustrasi

Kapolres Sumedang AKBP Hartoyo mengatakan, hasil visum mahasiswi Unpad Jatinangor, RS (22) diduga telah dicabuli pelaku gendam atau guna-guna.

"Dari hasil visum, ada indikasi ke sana (pencabulan)," ujarnya kepada Kompas.com usai upacara peringatan HUT ke-73 Bhayangkara di Alun-alun Situraja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Selain diduga dicabuli, pelaku gendam yang membawa RS pergi ke Garut selama hampir sebulan, ponsel milik korban pun hilang diduga dibawa kabur pelaku.

"Handphone milik korban juga hilang. Untuk uang, korban hanya kehilangan Rp 500.000 di rekening pribadinya. Uang itu merupakan transferan ibunya," tuturnya.

8. Polisi kantongi ciri-ciri pelaku

Ilustrasi polisiKOMPAS.com/NURSITA SARI Ilustrasi polisi

Kapolres menambahkan, saat ini pihaknya telah mengantongi ciri-ciri pelaku yang membawa RS (22) mahasiswi Fakultas Biologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor.

"Ciri-ciri pelaku sudah kami kantongi, mudah-mudahan dalam waktu dekat segera ditemukan," katanya.

9. Akan dapat pendampingan

Ilustrasi pendampingan pasien gangguan jiwaShutterstock.com Ilustrasi pendampingan pasien gangguan jiwa

Kepala Kantor Komunikasi Publik Unpad, Syauqi Lukman mengatakan, kondisi RS saat ditemukan sehat dan tidak mengalami luka ataupun sakit.

Kondisi ini diperkuat dengan hasil pemeriksaan tim dokter dari Fakultas Kedokteran Unpad.

“Selanjutnya, RS akan mendapatkan pendampingan (psikologis) dari Fakultas Psikologi Unpad,” ujar Syauqi saat dihubungi Selasa (9/7/2019).

Mengenai proses pencarian RS, Syauqi mengatakan, bisa langsung menanyakannya ke pihak kepolisian. Namun yang pasti, kondisi RS saat ini baik. Secara resmi, RS pun sudah diserahkan kepada pihak keluarga.

Ditandai dengan penyerahan Berita Acara Serah Terima Orang oleh Kepolisian Sektor Jatinangor kepada orangtua RS, Marwan.

“Serah terima disaksikan Kaprodi Biologi FMIPA Unpad, Asri Peni Wulandari, didampingi Nila Sardi, rekan yang melaporkan kehilangan RS pada Juni lalu,” tuturnya.

Sumber: KOMPAS.com (Aam Aminullah, Reni Susanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com