BANDUNG, KOMPAS.com - Gunung Anak Krakatau erupsi pada Selasa (25/6/2019) sekitar pukul 09.22 WIB. Saat erupsi, tinggi kolom abu tidak teramati.
Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi, Kasbani menjelaskan, erupsi sempat terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 45 mm dan durasi kurang lebih 2 menit 29 detik.
Namun, saat erupsi ini tidak terdengar suara dentuman.
"Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada Status Level II (Waspada). Masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah," kata Kasbani dalam pesan singkatnya, Rabu (26/6/2019).
Baca juga: Menpar Sebut Pantai di Banten Aman dari Dampak Status Gunung Anak Krakatau
Berdasarkan pengamatan pada Rabu pagi pukul 00.00 - 06.00 WIB, ombak laut terlihat tenang. Namun, asap kawah tidak teramati.
"CCTV puncak tertutup debu," jelasnya.
Saat pengamatan, katanya, cuaca dalam kondisi mendung dengan angin bertiup lemah ke arah timur. Sedangkan suhu udara sekitar 22.2-24 °C dengan kelembaban udara 77-85 persen, dengan tekanan udara 0-0 mmHg.
Baca juga: 5 Fakta Erupsi Gunung Anak Krakatau, Aktivitas Masih Fluktuatif hingga Arah Semburan Debu Vulkanik
Gunung yang memiliki tinggi 157 meter di bawah permukaan laut ini terdeteksi terjadi tremor.
"Jumlah letusan 1, Amplitudo 45 mm, Durasi 78 detik.Tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 2-35 mm (dominan 7 mm)," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.