Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tradisi "Bepapai", Memandikan Pengantin Baru di Malam Pernikahan

Kompas.com - 13/06/2019, 08:54 WIB
Rachmawati

Editor

Keluarga sang mempelai akhirnya terbersit untuk menggelar tradisi bepapai.

Setelah digelar tradisi bepapai tersebut, sang mempelai langsung sehat dan bisa melakukan aktitivitas seperti biasanya.

“Iya keajaiban benar-benar terjadi. Mempelai yang selama ini terbaring sakit, tiba-tiba pulih sehat setelah menggelar tradisi bepapai,” katanya.

Baca juga: Tradisi Membuat Klansah di Rumah Calon Jamaah Haji di Lombok

Sarfin berpesan agar warga Ulu Benteng yang mempunyai keturunan bapapai, terus melakukan tradisi tersebut secara turun temurun.

“Kami lihat hampir semua pasangan suami istri di Ulu Benteng menyatakan pernah melakukan tradisi bapapai. Namun hanya sebagian pasangan yang tidak melaksanakan karena dari kedua mempelai tidak ada keturunan bapapai,” katanya.

Tradisi bebapai selalu dinantikan oleh warga setempat karena memiliki nilai sakral dan kebersamaan.

“Air dalam tradisi bepapai atau memandikan pasangan pengantin pun bukan hanya air biasa,” kata Sarfin.

Menurutnya, air untuk tradisi bepapai dicampur dengan mayang atau bunga pinang serta bebebarapa tumbuhan liar lainnya.

“Iya yang jelas air sudah dicampur air mayang,” kata Sarfin.

Baca juga: Tradisi Syawalan di Kendal, Ribuan Orang Berdoa di Makam Kiai Guru

Dalam tradisi ini kadang ada kejadian unik dan lucu, karena ada keluarga dari mempelai yang menggoda pasangan pengantin, seperti mencampur air dengan bongkahan es sehingga air yang digunakan untuk memandikan pengantin menjadi sangat dingin.

“Saat air mayang yang bercampur air es, maka badan pasangan pengantin ini akan kedinginan sekali. Mereka pun terkejut. Dikira air biasa, bukan air es,” katanya.

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Pasangan Pengantin Dimandikan Bidadari Sebelum Malam Pertama, Enggan Lakukan Bisa Berakibat Fatal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com