Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertugas di Misi Perdamaian PBB Haiti, Polwan Ini Rela Lebaran Tanpa Keluarga

Kompas.com - 29/05/2019, 09:32 WIB
Perdana Putra,
Rachmawati

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Menjalankan ibadah puasa di negara asing bukanlah sesuatu yang mudah. Hal ini juga dialami oleh Polisi Wanita (Polwan) asal Padang, Sumatera Barat, Inspektur Satu (Iptu) Rozsa Rezky Febrian, SIK, MH.

Rozsa saat ini menunaikan tugasnya sebagai pasukan khusus perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Haiti.

Ia adalah salah satu dari dua anggota Polwan asal Indonesia yang menjalani tugas di Haiti. Satu orang temannya adalah Kompol Asmida Siregar.

Dua Polwan itu tergabung dalam misi MINUJUSTH (United Nations Mission for Justice Support in Haiti) yang diberangkatkan Polri sejak Maret 2019 lalu.

Sebagai muslim, Polwan yang berhijab yang sedang bertugas melakukan misi perdamaian di Haiti tetap menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Kendati cukup berat, Rozsa tetap menjalaninya.

Baca juga: Pidato Ridwan Kamil yang Bikin Kagum Delegasi PBB di Kenya, Mulai Proyek Bahagia hingga Infrastruktur Sosial

Kepada Kompas.com melalui sambungan Whatsapp, Rabu (29/5/2019), Rozsa menceritakan suka dukanya menjalani ibadah puasa di Haiti.

"Sangat berat, tapi saya tetap menjalani ibadah puasa," kata Rozsa.

Mantan Kanit PPA Polresta Padang itu bercerita menjalankan ibadah puasa di Haiti sangat berbeda jauh dengan di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Di Haiti, tidak banyak orang memeluk agama Islam.

Di Haiti, dirinya terpaksa sahur dan buka puasa dengan masakan sederhana dan ala kadarnya. Bahkan makanan yang bisa dibeli sangat terbatas, karena ia harus memastikan halal dan kebersihannya terjaga.

Selain itu, atmosfer bulan Ramadhan tidak terasa karena berada di daerah mayoritas Katolik. Bahkan, Rozsa yang tinggal di Port-Au-Prince, ibu kota Haiti, selama bertugas belum menemukan masjid untuk beribadah.

"Untuk sahur sekitar pukul 05.00 waktu Haiti dan kemudian berbukanya pukul 19.10. Puasanya hanya lebih panjang satu jam dibandingkan di Indonesia," kata Rozsa.

Baca juga: Pidato Ridwan Kamil Menginspirasi Delegasi Pertemuan PBB di Kenya

Karena situasi yang berbeda jauh itu, Rozsa kadang-kadang rindu dengan orang tua, suami dan kerabatnya di Indonesia. Ia juga rindu saat santap sahur dan berbuka bersama dengan aneka makanan khas Ramadhan.

"Kangen juga suasana puasa di Indonesia. Kadang teringat bagaimana sahur dan berbuka bersama dengan keluarga. Sekarang, sahur dan berbuka sendirian dengan makanan apa adanya. Namun, semua saya tetap menjalaninya dengan tabah. Demi tugas negara ini," ujar Rozsa.

Ia juga mengaku rindu dengan suasana salat Tarawih dengan kegiatan keagamaan lainnya saat Ramadhan, seperti tadarus dan anak-anak sekolah yang menjalankan pesantren Ramadhan.

"Disini tidak saya jumpai," ujarnya.

Rozsa menyebutkan saat ini situasi di Haiti relatif cukup aman. Tidak ada perang yang mengancam, namun angka kriminalitas di negara tersebut cukup tinggi.

Baca juga: Diplomasi Batik Warnai Dewan Keamanan PBB

Ia bertugas di Haiti selama satu tahun sejak Maret 2019 dan dijadwalkan pada Maret 2020, Rozsa bersama rekannya akan kembali ke tanah air.

Lulusan Akpol 2013 ini mengatakan dirinya sudah dipastikan akan berlebaran di Haiti. Hal ini akan menjadi lebaran pertamanya di luar negeri.

"Ini akan menjadi pengalaman pertama saya berpuasa dan lebaran di negeri yang jauh dari Indonesia dan berpenduduk mayoritas bukan Islam," ujar polisi berusia 27 tahun itu.

Berangkat ke Haiti 3 Bulan Setelah Akad Nikah

Tidak hanya harus berpuasa dan lLebaran di Haiti, Rozsa juga harus meninggalkan suami tercinta demi tugas negara tersebut.

Tiga bulan setelah akad nikah pada Januari 2019, Rozsa yang menikah dengan Kapten Laut (P) Agung Jaya Pratama itu, harus terbang ke Haiti.

Walaupun harus jauh dari suami saat Ramadhan, Rozsa mengaku ikhlas menjalankannya. Hanya satu yang menjadi penyemangatnya yaitu tugas mulia menjalankan misi perdamaian dunia.

"Pasti rindu dengan suami. Hanya bisa sering-sering telponan dan videocall aja. Memang dalam kondisi saat ini kebersamaan dengan suami dan orang tua yang sangat aku rindukan,” ujar perempuan asal Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat itu.

Baca juga: Ucapkan Selamat ke Jokowi-Maruf, Bupati Pesisir Selatan Sumbar Berharap Pembangunan di Mandeh Dilanjutkan

Rozsa menyebutkan, awalnya dirinya berencana menikah pada April. Namun karena pengumuman keberangkatan misi perdamaian itu mendadak diumumkan, maka terpaksa akad nikah dimajukan jadi Januari 2019.

"Sementara untuk pestanya dilaksanakan Juli ini. Saya mendapat izin cuti selama 24 hari untuk melaksanakan resepsi pernikahan. Kemudian saya harus balik ke Haiti lagi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com