Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kondisi Lapas Langkat Pascakerusuhan 16 Mei (1)

Kompas.com - 24/05/2019, 15:27 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

"Mohon maaf, semua informasi apapun (wewenang) kantor wilayah. Yang memperbaiki ini kantor wilayah, bukan saya. Saya di sini cuma mengendalikan saja, tolonglah mengerti kawan-kawan. Saya-kan sibuk di dalam, dipanggil nanti saya gak datang, gak enak. Kalau kalian mau tahu, tidur saja gak jelas di mana, saya puasa," ucapnya sambil menjawab panggilan masuk ke ponselnya.

Usai menjawab suara dari seberang, intonasi suara Tapiv merendah. Dia bilang, setiap hari pasca-kerusuhan, petugas dari Kanwilkumham Sumut datang untuk mendata kerusakan dan apa saja yang akan diperbaiki. Dia mengarahkan bertanya langsung kepada mereka.

Perlahan, dirinya bercerita, kerusakan paling parah terjadi di gedung satu dan dua yang berfungsi sebagai kantor pelayanan dan ruang penyimpanan arsip. Kerusakannya mencapai 90 persen.

Kerusakan tambahan adalah terbakarnya tiga unit mobil, 13 sepeda motor, dan rusaknya satu unit ambulans.

"Habis semua terbakar, berkas-berkas warga binaan, untung kita punya soft copy-nya di Kanwil. Ini kursi meja, pinjam itu. Tapi target kita, sebelum Lebaran sudah selesai semua perbaikan," ujar Kepala Bidang Pembinaan Bimbingan dan Teknologi di Kemenkumham Sumut ini.

Tidak ada yang berubah pasca-kerusuhan, semua berjalan normal. Begitu juga soal pengamanan kepada para pengunjung, meski mesin x-ray mengalami sedikit kerusakan. Barang bawaan pengunjung masih bisa diperiksa secara manual.

"Lagi diperbaiki, hari ini sudah bisa digunakan mesin itu," imbuhnya.

Melihat Tavip sudah mulai bersahabat, sedikit bujukan membuatnya mengizinkan Kompas.com masuk ke dalam Lapas. Namun dengan syarat dan berulang kali diingatkannya, hanya melihat-lihat saja, tidak boleh mengambil gambar, dan berbicara dengan para tahanan.

Pria berfostur tinggi besar bermarga Marbun, yang sebelumnya bertugas di bagian administrasi Rutan Tanjungpura yang kini menjadi Kepala Subseksi Keamanan dan Ketertiban Lapas Narkotika Langkat mendampingi berkeliling.

Tiba di dalam, terlihat proses bersih-bersih sedang berlangsung di gedung dua. Pecahan kaca berjatuhan dari lantai dua bangunan. Samping dekat gerbang keluar, berkas-berkas yang masih bisa diselamatkan sedang dijemur.

Ambulans yang dirusak massa sudah kembali ke posisi semula tapi kaca depannya bolong. Kata Marbun, belum bisa difungsikan karena harus diperbaiki lagi.

Terik matahari yang menyengat mengajak kami berteduh di samping dapur yang tidak rusak sama sekali. Aroma ikan goreng terbang bersama angin mengganggu penciuman.

Tidak lama berada di dalam, kami keluar komplek lapas yang bentuknya mirip gudang-gudang pabrik itu. Soalnya, bangunan sel dan menara pemantaunya seperti terbuat dari almunium, unik.

Selaras dengan pagar-pagar tinggi sebagai pembatas yang di puncaknya kawat duri bergulung-gulung, juga dari alumunium. Kami melewati ruang berukuran 2x3 sentimeter, Marbun bilang, ini ruang Kepala Subseksi Keamanan dan Ketertiban Lapas Narkotika Langkat Sunardi.

Informasi yang didapat, kemarahan para narapidana sebenarnya kepada Sunardi yang dianggap sewenang-wenang memperlakukan tahanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com