Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Seni Kamasan Bali, Simpan Wayang Berusia 300 Tahun

Kompas.com - 23/05/2019, 17:39 WIB
Rachmawati

Penulis

Aplikasi

Menariknya lagi, para pengunjung tidak hanya dapat melihat lukisan saja, karena ada lukisan Plalintangan berupa kalender Bali yang disajikan dalam wayang.

Selain itu ada wayang yang diaplikasikan dalam kipas, hiasan rumah seperti telur, bantal hingga pembuatan dompet.

"Secara umum, proses pembuatannya melewati beberapa tahap. Ada bagian membuat sketsa atau gambar kasar dari lukisan, lalu ada pewarnaan, ngawi dan proses terakhir adalah proses finishing yang bertugas untuk memperjelas lukisan wayang klasik tersebut," kata pelukis Gede Wedaswara.

Baca juga: 5 Fakta Kunjungan Jokowi ke Bali dan NTB, Dihadang Emak-emak hingga Minta Kubu Prabowo Ikuti Aturan Main

Proses tersebut bisa dilakukan segala usia mulai anak-anak, remaja, dewasa hingga kelompok lanjut usia.

"Khusus pembuatan sketsa membutuhkan waktu sekitar 3-7 hari, sedangkan proses secara keseluruhan sekitar dua minggu hingga berbulan-bulan tergantung dari ukuran lukisannya. Semakin besar ukuran lukisannya, semakin lama waktu yang dibutuhkan," katanya.

Sebagai generasi penerus ayahnya, Gede menjelaskan berbagai aplikasi itu. Hingga hari ini Suar Gallery tidak menghilangkan unsur pewayangan serta pakem yang dianut di Desa Kamasan.

Berbagai kerajinan seni yang berada di Suar Gallery dapat digunakan sebagai pengisi galeri dan juga menyediakan pemesanan lukisan wayang klasik Desa Kamasan dengan konsep yang dapat dipilih sendiri.

“Biasanya, saat proses melukis, saya mengalami kesulitan jika turun hujan dikarenakan proses persiapan penggunaan kain blacu yang melewati proses pengeringan akan terhambat, sehingga kelanjutan pembuatan wayang klasik pun terganggu. Apalagi proses blacu juga semakin lama akan semakin berkualitas," katanya.

Kedepan, Gede Wedaswara dan keluarga akan menggunakan Gallery Wayang Klasik ini untuk komersial (umum) dan hanya untuk orang Bali.

"Tapi, kami tetap tidak menghilangkan pakem wayang, meskipun terus ditambahkan inovasi baru," katanya.

Baca juga: Jokowi: Terima Kasih Warga Bali Sudah Memilih Saya...

Karena telah mempelajari seni wayang klasik sejak dini, Gede menjelaskan bahwa keunikan dari lukisan wayang klasik di Banjar Sangging, Desa Kamasan itu terletak pada pakem atau patokan saat pembuatannya.

Ia mencontohkan pembuatan di bagian wajah dan badannya wajib seimbang dan terlihat proporsional.

Selain itu, proses melukis wayang klasik Desa Kamasan dimulai dari pojok kanan bawah dan diteruskan hingga ke bagian atas.

"Wayang Kamasan itu tidak ada dimensinya, walaupun kaku, ya itulah wayang," ucap Gede Wedasmara.

Artikel ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul Desa Seni Kamasan-Klungkung simpan wayang berusia 300 tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com