Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Agung An-Nur Pekanbaru, Salah Satu Masjid Termegah di Indonesia yang Mirip Taj Mahal

Kompas.com - 21/05/2019, 11:07 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

"Pada saat itu Bapak Kaharuddin Nasution membangun pusat fasilitas kegiatan masyarakat. Jadi ada perkantoran, perumahan, pendidikan dan rumah ibadah. Nah, waktu itu Masjid Agung Annur ini dibangun untuk fasilitas beribadah," sebut pria yang berusia 66 tahun ini.

Saat ditanya mengenai bangunan Masjid Agung Annur mirip dengan Taj Mahal, Sukmadi juga mengakui demikian.

"Ya, kalau dilihat dari jauh seolah-olah seperti Taj Mahal India. Mungkin karena kubahnya. Tapi kalau kubah Taj Mahal itu kan seperti bawang terbalik. Tapi kalau kubah masjid kita seperti gasing terbalik," ungkapnya.

Baca juga: Tarawih Perdana, Jemaah Masjid Tertua di Sulawesi Tumpah Ruah ke Jalan

Melambangkan Melayu

Sukmadi mengatakan, bangunan Masjid Agung An-Nur sudah banyak berubah dari sejak awal dibangun. 

"Dulu bangunan awalnya tidak seperti ini. Sudah banyak yang renovasi. Jadi dibangun 1962 dan diresmikan pada tahun 1968 oleh Gubernur Riau ketiga, Arifin Achmad," kata Sukmadi.

Kemudian 40 tahun setelah itu, Masjid Agung An-Nur direnovasi total di zaman Gubernur Riau ke tujuh, Saleh Djasit pada tahun 2000.

Setelah direnovasi total, kemudian diresmikan oleh Rusli Zainal, Gubernur Riau kedelapan pada tahun 2006.

"Peresmiannya bertepatan dengan ulang tahun emas Provinsi Riau ke-50, yang dihadiri Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," kata Sukmadi.

Baca juga: Pembangunan Masjid Agung Solok Selatan Berhenti, Pemda Berikan Teguran ke Kontraktor

Menurut dia, Masjid Agung Annur dibangun di lokasi strategis. Selain terletak di jantung Kota Pekanbaru, juga dekat dengan Pasar Sukaramai, perkantoran, rumah sakit dan sekolah-sekolah.

"Dulu Kantor Gubernur Riau itu di Jalan Gajah Mada. Sekarang menjadi Kantor KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan Bappeda," imbuh Sukmadi.

Mengenai arsitekturnya, menurut Sukmadi, Masjid Agung Annur menggambarkan budaya Melayu dan Arab. Hal itu terkesan dari bentuk bangunannya.

"Di mana letak Kemelayuannya, misalnya dilihat dari segi pewarnaan. Warna Melayu itu dominannya kan hijau, kuning dan merah," tuturnya.

Kemudian dari segi bentuk bangunan, lanjut Sukmadi, Masjid Agung Annur mempunyai Beranda tempat bertemunya masyarakat.

"Masjid kita kan jarang punya Beranda. Jadi masjid ini ada Berandanya tempat bertemu masyarakat. Seperti rumah Melayu itu kan di atas panggung. Tempat ibadah kita kan di atas. Jadi di Beranda itu kita bercengkrama dulu baru naik ke atas," kata Sukmadi.

"Kubah dibuat seperti gasing terbalik. Gasing ini adalah permainan anak Melayu. Dan segi arabnya, diambil dari nuansa-nuansa Masjid Nabawi dan Masjid Haram." 

Baca juga: 99 Kubah, Konsep Desain Ridwan Kamil untuk Masjid Terbesar di Sulsel

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com