Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarawih Perdana, Jemaah Masjid Tertua di Sulawesi Tumpah Ruah ke Jalan

Kompas.com - 06/05/2019, 05:59 WIB
Amran Amir,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALOPO, KOMPAS.com – Malam pertama datangnya bulan suci Ramadhan, ribuan warga mendatangi Masjid Jami kota Palopo, Sulawesi Selatan, Minggu (05/05/2019) malam untuk melakukan shalat tarawih.

Jemaah yang datang tumpah ruah hingga ke jalan bahkan sebagian harus melaksanakan shalat tarawih di atas trotoar.

Pantauan Kompas.com, warga mulai memadati masjid usai shalat maghrib. Akibat ramainya jemaah masjid. Jalan seputar masjid tersebut tidak bisa dilewati kendaraan. Polisi pun mengalihkan kendaraan yang lewat agar tidak mengganggu pelaksanaan ibadah.

Salah satu jamaah bernama Haerul mengatakan bahwa dirinya memilih shalat tarawih di Masjid Jami Palopo karena masjid tersebut memiliki nilai sejarah.

Baca juga: Tarawih Perdana di Masjid Agung Sumedang, Dipadati Warga dan Pesan Agar PNS Tak Malas Bekerja

“Di masjid ini kan punya sejarah bahwa salah satu masjid tertua di Sulawesi, dan disini juga nyaman untuk beribadah walaupun di jalan,” kata Haerul saat ditemui usai shalat tarawih.

Pengelola masjid, Abdul Latif mengatakan bahwa aktivitas beribadah dengan memadati masjid hingga ke ruas jalan sudah berlangsung lama setiap tahunnya.

“Memang ini sudah berlangsung lama kalau setiaptahun di bulan puasa jamaah tumpah hingga ke jalan dan itu berlangsung hingga akhir Ramadhan,” ucap Abdul Latif.

Masjid tertua di Sulawesi

Menurut Abdul Latif bahwa Masjid Jami Kota Palopo dalam sejarahnya dibangun pada tahun 1604 Masehi, yakni pada masa Raja Luwu yang bernama Datu Payung Luwu XVI Pati Pasaung Toampanangi Sultan Abdullah Matinroe.

Baca juga: Sabtu Mulai Puasa, Warga Desa di Maluku Mulai Shalat Tarawih Malam Ini

“Masjid ini memiliki luas 15 meter persegi. Diberi nama Masjid Jami atau Masjid Tua, karena usianya yang sudah tua," ujar Abdul Latif.

Dalam cerita bahwa masjid ini dibangun dengan mengunakan batu cadas yang disusun membentuk batu persegi empat yang direkatkan dengan putih telur.” 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com