Disebut Mempersulit Izin Praktek, Ini Penjelasan Dinas Kesehatan Surabaya

"Saya jamin Dinkes Surabaya tidak akan mempersulit SIP asal sesuai aturan. Ini untuk keselamatan pasien, dokter, serta rumah sakit juga," kata dia.

Ia menyebut, langkah tegas yang dijalankannya sejak Januari itu sudah berkoordinasi dengan Kemenkes. Bahkan, dalam setiap pengambilan keputusan, selalu didampingi oleh Kemenkes.

"Saya sudah tanyakan hal ini kepada orang yang menyusun Permenkes itu sendiri, dan mereka mendukung langkah pemkot," imbuh dia.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Surabaya, Hermin, mengatakan, sebenarnya semua organisasi pelayanan kesehatan seperti Persi, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dinkes dan Kemenkes, sudah pernah bertemu untuk membahas ini.

Bahkan, ia memastikan bahwa proses sosialisasi sudah dilakukan berkali-kali oleh Dinkes Surabaya, paling sering secara door to door.

"Permenkes ini suatu awal untuk mengatur dokter spesialis. Ini produk hukum yang harus ditaati. Makanya, kami pastikan Persi akan tetap mentaati perarutan hukum yang ada," kata Hermin.

Direktur Rumah Sakit William Booth Surabaya, TB Rijanto mengatakan, diakui atau tidak, permasalahan SIP hingga menjadi ramai seperti saat ini karena diawali oleh dua dokter spesialis yang bekerja di tempatnya.

Baca juga: Waspada Penyakit Monkeypox, Dinas Kesehatan Riau Minta Dilakukan Pengawasan di Bandara dan Pelabuhan

Dua dokter itu mengadu kepada DPRD Surabaya tentang SIP ini. "Alasannya apa saya juga tidak tahu, tapi itu bergerak atas nama pribadi," kata Rijanto.

Pihaknya mengakui memang mendapatkan surat dari dinkes untuk menaikkan tipe rumah sakitnya.

Hingga akhirnya, berkali-kali melakukan koordinasi dengan dinkes dan saat ini pihaknya sudah berkomitmen untuk menaikkan tipenya.

"Selama kami koordinasi, kami pastikan bahwa Bu Feni selaku Kepala Dinas Kesehatan tidak pernah punya keinginan untuk mempersulit surat izin praktek. Yang ada ada beliau ingin menata semua rumah sakit di Surabaya," ujar Rijanto.