Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Ancaman HIV/AIDS di Grobogan, 1.153 Orang Positif hingga Seorang Dokter Terjangkit

Kompas.com - 11/05/2019, 16:40 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

"Dari 1.153 orang penderita HIV/AIDS di Kabupaten Grobogan, mereka berprofesi lain-lain. Bahkan, dari data kami, ada seorang dokter dan sejumlah PNS yang juga terinfeksi HIV. Ini membuktikan HIV bisa menyerang siapa saja," kata Slamet, Kamis (9/5/2019).

Untuk dokter yang diketahui positif HIV/AIDS, Dinkes Grobogan melakukan pendampingan dan pantauan kepada yang bersangkutan.

"Dokter yang tertular HIV ini masih bekerja seperti biasa, namun tetap dalam monitoring dan pendampingan kami," kata Slamet.

Baca Juga: Seorang Dokter Aktif di Grobogan Terinfeksi HIV/AIDS

4. Sosialisasi HIV/AIDS terus digencarkan

Program sosialisasi secara menyeluruh dan kontinu terus dilakukan agar mencegah penularan HIV/AIDS.

Pendampingan khusus dilakukan bagi dokter yang positif AIDS/HIV. Hal itu untuk mencegah peristiwa yang terjadi di Pakistan.

"Kami prihatin dengan kasus yang di Pakistan, yang mana seorang dokter yang terinveksi HIV menularkan HIV kepada pasiennya menggunakan jarum suntik. Kami terus tekankan aksi balas dendam itu tak terjadi di Grobogan. Sosialisasi untuk kesadaran diri telah digencarkan," kata Slamet.

Menurut Slamet, adanya dokter yang terkena HIV/AIDS, menunjukkan bahwa penderita penyakit yang belum ada obatnya ini tidak mesti diasosiasikan dengan perilaku negatif seperti seks bebas.

Baca Juga: Sejumlah Fakta Terkait 14 Siswa HIV/AIDS di Solo Dikeluarkan dari Sekolah

5. Kendala Dinkes terkait penyebaran HIV/AIDS

IlustrasiDIDIK SW/KOMPAS Ilustrasi

Dinkes Kabupaten Grobogan juga telah melaksanakan program pemeriksaan kesehatan serta suplai obat gratis terhadap pengidap HIV/AIDS.

"Hingga saat ini sudah ada sekitar 30 puskesmas yang terlatih untuk monitoring dan penanganan HIV/AIDS. Sudah ada fasilitas alat screening HIV di setiap puskesmas," katanya.

Slamet menjelaskan, salah satu faktor yang mengakibatkan jumlah penderita HIV/AIDS terus meningkat adalah tidak tersampaikannya sosialisasi terkait HIV/AIDS kepada warga yang merantau ke luar kota atau warga boro.

Fenomena inilah yang membuat pihaknya kewalahan lantaran warga tersebut jarang sekali pulang ke kampung halaman.

"Banyak sekali warga Grobogan yang merantau ke luar kota. Kami sulit mendeteksi mereka. Terlebih kurangnya kesadaran mereka untuk memeriksakan diri lantaran tak pernah mendapatkan sosialisasi HIV/AIDS. Dari kasus yang ada di Grobogan, kebanyakan tertular dari warga boro," kata Slamet.

Baca Juga: Sekolah Pengganti Disiapkan bagi 14 Siswa Pengidap HIV/AIDS di Solo

Sumber: KOMPAS.com (Puthut Dwi Putranto Nugroho)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com