Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelamatan Orangutan Bernama Riam dan Habitatnya yang Rusak di Ketapang

Kompas.com - 10/05/2019, 16:00 WIB
Hendra Cipta,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Tim OPU IAR Indonesia yang melakukan verifikasi menemukan orangutan ini sedang memakan tebu di ladang milik warga.

Menurut pengamatan tim di lapangan, orangutan ini terjebak di area sempit yang sudah terfragmentasi, terpotong oleh jalan raya dan perumahan warga.

Menindaklanjuti temuan tim verifikasi lapangan, IAR Indonesia bersama BKSDA dan BTNGP membentuk tim rescue untuk mengevakuasi orangutan ini dari kebun warga untuk nantinya dikembalikan ke habitat aslinya.

Tim rescue ini bergerak dari kantor IAR Indonesia sejak pukul 6 pagi. Karena orangutan ini adalah orangutan liar, tim rescue menembak orangutan ini dengan peluru bius untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Proses pembiusan ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan harus dilakukan oleh ahlinya," kata Sadtata.

Tim medis yang berpengalaman menakar dosis obat bius sesuai perkiraan berat orangutan dan penembak jitu IAR Indonesia beraksi menembak bius orangutan ini.

Orangutan yang sudah tidak sadarkan diri ini kemudian ditangkap dan menjalani pemeriksaan secara cepat oleh tim medis IAR Indonesia.

Fragmentasi habitat akibat karhutla

Kepala Balai TNGP, Ari M Wibawanto menilai, konflik orangutan yang terjadi di sekitar kawasan Tanagup sebagian besar disebabkan oleh fragmentasi habitat akibat kebakaran hutan.

"Sejak tahun 2018 hingga sekarang, kami sudah menerima 3 individu orangutan liar yang ditranslokasikan di kawasan kami," kata Ari.

Tentu saja dalam proses yang sudah dan sedang berjalan ini mereka menyesuaikan dengan SOP yang sudah disusun.

Baca juga: Orangutan yang Coba Diselundupkan WN Rusia Belum Bisa Dikembalikan ke Tempat Asal

"Tantangan kita bersama untuk ke depannya adalah bagaimana kita bisa menyediakan kantong-kantong habitat baru bagi orangutan," ujar dia.

Diharapkan para pihak baik pemerintah, NGO dan juga pihak perusahaan dapat mengupayakan kantong habitat yang saling terkoneksi satu sama lain agar kelangsungan hidup orangutan dapat terjaga.

Direktur IAR Indonesia, Karmele L Sanchez mengatakan, ada ratusan orangutan telah diselamatkan oleh BKSDA Kalbar Tanagupa dan IAR Indonesia selama 10 tahun terakhir ini.

"Kami sangat mengapresiasi laporan masyarakat setempat yang mengalami konflik dengan orangutan karena dengan melapor kepada kami, orangutan bisa diselamatkan dan tidak ‘mengganggu’ lagi," ucap dia.

Meskipun demikian, ke depannya IAR bersama para pemangku kepentingan, warga masyarakat serta pemerintah dan swasta perlu membuat strategi berkelanjutan supaya masyarakat dan orangutan bisa hidup damai di habitat yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com