Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye Diet Plastik, Hotel ini Pajang Miniatur Masjid dari 4.200 Sedotan Bambu

Kompas.com - 10/05/2019, 12:32 WIB
Labib Zamani,
Rachmawati

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Miniatur masjid terbuat dari bahan dasar sedotan bambu berdiameter satu sentimeter menghiasi lobi utama Hotel Novotel di Jalan Slamet Riyadi Timuran, Solo, Jawa Tengah.

Miniatur masjid tersebut sengaja dipajang di lobi utama hotel untuk menyambut sekaligus menyemarakkan bulan suci Ramadan 2019.

Miniatur masjid yang mengusung tema go green tersebut, memiliki panjang 22 sentimeter dan dilengkapi dengan empat pilar di setiap sisinya.

Baca juga: Pembangunan Masjid Agung Solok Selatan Berhenti, Pemda Berikan Teguran ke Kontraktor

Para pengunjung dan tamu hotel yang menginap memanfaatkan miniatur masjid tersebut untuk tempat berswafoto.

Marcom Manager Novotel dan Ibis Styles Solo,Tiwik Widowati menjelaskan, proses pengerjaan miniatur masjid berbahan dasar sedotan bambu membutuhkan waktu lima hari.

Sedotan bambu dipilih sebagai bahan dasar penyusunan miniatur masjid dengan tujuan mengedukasi masyarakat dalam rangka diet plastik, yaitu dengan mengurangi penggunaan sedotan plastik.

"Butuh waktu lima hari pengerjaan dan menghabiskan sebanyak 4.200 sedotan bambu," katanya kepada Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Jumat (10/5/2019).

Dia mengatakan, ide sedotan bambu ini merupakan salah satu inovasi sebagai alternatif hiasan yang aman dan ramah lingkungan. Rencananya miniatur masjid dipajang di lobi hotel mulai 8 Mei 2019 hingga 8 Juni 2019.

"Tujuan kita memakai bahan dasar sedotan bambu tersebut juga untuk membantu memberdayakan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang ada di Solo," imbuh dia.

Baca juga: Alas Kaki dan Kendaraan Jemaah Hilang, Masjid Jogokariyan Siap Ganti

Sama halnya dengan Hotel Novotel Solo, Hotel Ibis Styles Solo juga menyiapkan ikon menarik sebagai hiasan selama bulan Ramadhan yaitu berupa miniatur masjid  dengan ketinggian 1,5 meter yang terbuat dari akar wangi.

Miniatur masjid ini dikerjalan selama tiga hari dan menghabiskan lebih dari 20 kilogram tanaman akar wangi (chrysopogon zizaniodes).

"Akar wangi pada zaman dulu dipercaya memiliki banyak manfaat. Sebagai pengharum lemari dan pengusir nyamuk," kata Ecommerce Excutive Novotel dan Ibis Styles Solo, Indah Ayu.

Dia menjelaskan, akar wangi dipilih sebagai bahan dasar utama penyusunan masjid karena tananam itu sudah mulai langka dan tidak banyak diketahui oleh masyarakat.

"Supaya masyarakat itu mengenal tanaman akar wangi. Selama ini banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa itu tanaman akar wangi," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com