Watid Syahriar, pemilik Masjid As-shamad, menyampaikan, bambu yang digunakan jenis bambu betung asal Majalengka.
Bambu itu dikenal kuat kokoh dan awet. Hampir seluruh bagian masjid berasal dari bahan alami. Bila dikira-kira, kata Watid, 75 persen bahan seluruhnya dari bambu.
Baca juga: Hujan Deras, Kubah Masjid di Banyumas Tersambar Petir
Pria yang juga menjabat Ketua Komisi B DPRD Kota Cirebon ini berpendapat, arsitektur baiknya mempertimbangkan bahan dan kearifan lokal setempat. Beberapa di antaranya adalah kayu, bambu dan batu.
“Kalau yang kayu sudah ada, Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Kasepuhan, masjid berbahan batu sudah ada, Masjid Bata Merah Panjunan. Nah, bambu yang belum ada, sehingga saya menggagas dari bambu,” ujar Watid.
Masjid As-shamad ini berdiri di atas lahan sekitar 370 meter persegi. Pertama kali digunakan, kata Watid, saat shalat tarawih pertama di bulan suci Ramadhan tahun 2015 lalu.
Masjid As-shamad sengaja diciptakan dengan arsitektur yang unik dan berbahan dasar alam dengan harapan membuat para pengunjung nyaman dan tenang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.