Salin Artikel

"Masjid Bambu" di Cirebon yang Unik dan Menenangkan

Tapi, Deni bersama rekannya tak langsung beranjak. Dia istirahat sejenak di beranda Masjid As-shamad.

Deni menilai, Masjid As-shamad yang berada di Jalan Suratno, Kelurahan Kebonbaru, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat, sangat unik.

Masjid tersebut berbahan dasar bambu. Dia mendapatkan rasa tenang dan nyaman dalam beribadah.

“Masjid ini tuh adem, tempatnya tenang. Masjidnya unik, ini kan masjid dari bambu, mungkin satu-satunya di Kota Cirebon yang (terbuat dari bambu) ada dalam kota, ya masjid ini,” kata Deni, pada Kompas.com, di lokasi, Rabu (8/6/2019).

Deni yang merupakan pekerja swasta mengaku kerap kali mengunjungi Masjid tersebut. Tiap kali melintas Kota Cirebon, dia lebih memilih masjid ini daripada yang lain.

Bila beribadah di masjid As-shamad, Deni merasa tidak sedang berada di tengah kota, melainkan di tengah pedesaan.

“Kalau mampir ke Cirebon dan ke rumah teman solatnya ke Masjid ini. Suasananya juga agak rindang, pedesaanlah, satu-satunya masjid yang ada nuansa pedesaan ya di sini,” tambah Deni.

Suasana yang sejuk, rindang, dan nyaman menjadi alasan Deni dan jemaah lainnya memilih berbadah di sini.

Pantauan Kompas.com, masjid ini dikelilingi tujuh buah pohon cukup besar. Sebagian pagarnya terbuat dari pohon bambu.

Bagian dinding, pintu, plafon seluruhnya dari bambu. Atap bagian dalam masjid bermaterial anyaman bambu, dan sedangkan bagian luar seluruhnya dilapisi ijuk.

Untuk mengaitkan satu bambu dengan bambu lainnya, masjid ini tidak menggunakan paku, melainkan rotan sintetis yang berhasil melahirkan kesan rapih dan cita rasa estetika.

Bila melangkah ke bagian dalam masjid, pengunjung seakan kian dimanja.

Sejumlah hiasan berupa tempat lampu dan kaligrafi berasal dari kerajinan kulit kerang khas Cirebon. Keberadaannya menambahkan keindahan.

75 persen bambu betung

Watid Syahriar, pemilik Masjid As-shamad, menyampaikan, bambu yang digunakan jenis bambu betung asal Majalengka.

Bambu itu dikenal kuat kokoh dan awet. Hampir seluruh bagian masjid berasal dari bahan alami. Bila dikira-kira, kata Watid, 75 persen bahan seluruhnya dari bambu.

Pria yang juga menjabat Ketua Komisi B DPRD Kota Cirebon ini berpendapat, arsitektur baiknya mempertimbangkan bahan dan kearifan lokal setempat. Beberapa di antaranya adalah kayu, bambu dan batu.

“Kalau yang kayu sudah ada, Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Kasepuhan, masjid berbahan batu sudah ada, Masjid Bata Merah Panjunan. Nah, bambu yang belum ada, sehingga saya menggagas dari bambu,” ujar Watid.

Masjid As-shamad ini berdiri di atas lahan sekitar 370 meter persegi. Pertama kali digunakan, kata Watid, saat shalat tarawih pertama di bulan suci Ramadhan tahun 2015 lalu.

Masjid As-shamad sengaja diciptakan dengan arsitektur yang unik dan berbahan dasar alam dengan harapan membuat para pengunjung nyaman dan tenang.

https://regional.kompas.com/read/2019/05/08/15540191/masjid-bambu-di-cirebon-yang-unik-dan-menenangkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke