Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Moses Gatutkaca dan Peristiwa Gejayan pada 8 Mei 1998..

Kompas.com - 08/05/2019, 14:19 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Tubuh Moses Gatutkaca ditemukan tergeletak oleh mahasiswa di sekitar Posko PMI di Sanata Dharma. Mahasiswa kalahiran Banjarmasin itu meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Panti Rapih.

Menurut dokter Sudomo Jatmiko SPB dari UGD RS Panti Rapih, Moses mengalami perdarahan telinga akibat benda tumpul.

Tragedi berdarah yang terjadi di Yogyakarta membuat perlawanan gerakan mahasiswa semakin menguat. Jika pada awalnya gerakan dilakukan di dalam kampus, aksi demonstrasi secara perlahan dilakukan di luar kampus.

Kemudian, pada 12 Mei 1998 mahasiswa dari Universitas Trisakti melakukan aksi demonstrasi di luar kampus yang terletak di Grogol, Jakarta Barat. Para mahasiswa berusaha bergerak menuju Gedung MPR/DPR, tetapi mendapat perlawanan aparat.

Aparat bertindak semakin ganas, bahkan melepaskan sejumlah tembakan dengan peluru tajam. Penanganan ini mengakibatkan Tragedi Trisakti yang menewaskan empat mahasiswanya.

Baca juga: 20 Tahun Tragedi Trisakti, Apa yang Terjadi pada 12 Mei 1998 Itu?

Tragedi Trisakti selama ini dianggap sebagai pemicu semakin meluasnya gerakan Reformasi yang berujung kejatuhan Soeharto.

Sayangnya, banyak yang melupakan tragedi berdarah yang terjadi di Gejayan, Yogyakarta, yang juga menjadi momentum semakin meluasnya perlawanan mahasiswa dan rakyat.

Apalagi, Yogyakarta juga menjadi salah satu kota yang menjadi basis perlawanan mahasiswa terhadap rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Soeharto.

Untuk mengenang Peristiwa Gejayan, Jalan Kolombo di sebelah Univeritas Sanata Dharma diubah menjadi Jalan Moses Gatutkaca. Nama jalan untuk mengenang pahlawan Reformasi yang mungkin masih terlupakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com