KOMPAS.com - Memperjuangkan hak-hak kaum disabilitas adalah alasan utama Noldus Pandin (40) untuk mencalonkan diri menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar.
Dirinya menganggap, kaum disiabilitas juga memiliki hak yang sama untuk duduk dan memperjuangkan hak-haknya di dalam gedung wakil rakyat.
Semangat tersebut memacu Noldus tetap optimis, meskipun hanya bermodal biaya Rp 10 juta.
Dirinya berjanji akan maju kembali di Pemilu 2024 jika tahun ini gagal.
Berikut ini fakta kisah perjuangan Noldus Pandin di Makassar:
Noldus menceritakan, selama masa kampanye, ia hanya menghabiskan dana sekitar Rp10 juta. Dana tersebut dari bantuan sanak saudara Noldus. Dirinya mengaku sama sekali tidak menggunakan dana partai.
Dengan dana yang terbatas, Noldus pun akhirnya tak memiliki saksi-saksi di TPS yang ada di dapilnya.
Ia mengaku tidak seperti caleg-caleg yang punya jejaring solid dan sudah mapan yang bisa membayar saksinya di TPS.
Hal ini membuatnya belum mengetahui perolehan suaranya secara pasti setelah pencoblosan 17 April 2019 lalu.
"Saya memang ada kendala, teman-teman caleg yang lain itu punya jejaring tim yang sangat solid jadi saya tidak mempunyai saksi yang artinya militan di setiap TPS karena keterbatasan dana," imbuhnya.
Baca Juga: Kisah Caleg Difabel dari Makassar, Habiskan Rp 10 Juta hingga Tak Miliki Saksi di TPS
Noldus mengaku berangkat dari hati nurani dan ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa sudah seharusnya kaum disabilitas mendapatkan tempat di DPRD Kota Makassar.
Ia menegaskan jika dirinya tidak terpilih di pileg tahun ini, ia mengaku siap untuk maju di Pemilu 2024 mendatang.
"Jika pahit-pahitnya saya tidak terpilih, di periode berikut saya akan berupaya lagi. Semoga tetap sehat dan tetap fight kita sokong untuk 2024 lagi. Semoga saya tidak berubah pikiran dan tetap setia bersama PSI," harapnya.