"Dari hasil visum luar, terdapat luka dibawa dagu yang cukup dalam. Kami tidak melakukan otopsi, karena keluarga menolak,"kata Dokter Forensik Polda Sumsel Kompol Mansyuri.
Baca juga: Sebelum Bunuh Diri, Ibu Ini Sempat Jemput Putrinya di Sekolah
Dikatakan lebih lanjut, penolakan dilakukan otopsi membuat penyelidikan untuk mengungkap kematian Lidya menjadi sulit.
Karena, tim forensik tidak mengetahui secara detil sebelum korban tewas.
“Penyebab kematian korban masih samar. Biasanya, sebelum bunuh diri, korban akan melakukan percobaan dengan menyakiti tubuh. Namun, tanda tersebut tidak ditemukan,” katanya.
Korban alami depresi
Kabid Humas Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Supriadi mengatakan, dari hasil pemeriksaan petugas menemukan jika Lidya sempat mengalami depresi berat sebelum ditemukan tewas.
Dimana dari keterangannya itu, korban memiliki emosi yang temperamental, selama bertingkah laku aneh seperti mengalami gangguan psikologis dan sering bercerita bahwa ia adalah titisan salah satu nabi dan melakukan kajian agama otodidak atau belajar sendiri.
"Korban juga mengaku memiliki rumah sakit, mal, dan akan memberikan uang Rp 1 miliar kepada saudaranya," kata Supriadi saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kamis (18/4/2019).
Baca juga: Ibu yang Bunuh Diri dan Habisi Nyawa Anaknya Diduga Alami Depresi Berat
Selain temuan itu, hasil cek TKP petugas juga tidak menemukan barang korban yang hilang. Bahkan akses masuk ke rumah pun hanya melalui satu pintu.
"Tidak ada pintu keluar lainnya. Barang-barang milik korban tidak ada yang hilang, jadi kami simpulkan dugaan kuat ini adalah aksi bunuh diri,"ujar Kabid Humas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.