Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Distribusi Logistik Pemilu di Papua, Dorong Perahu hingga Jalan Kaki Berjam-jam

Kompas.com - 16/04/2019, 16:54 WIB
Dhias Suwandi,
Khairina

Tim Redaksi

"Dari Distrik Eragayam ke Distrik Winam harus jalan kaki, kalau pagi jalan, siang sudah sampai, jalan kaki sekitar lima jam. Akses jalan untuk kendaraan sudah ada, tapi kendaraan hanya bisa sampai Eragayam, jadi mau tidak mau harus jalan kaki, ini pihak ketiga yang atur," tuturnya.

Secara keseluruhan, distribusi logistik di Mamberamo Tengah, sesuai arahan KPU Provinsi Papua harus dimulai pada bari Minggu (14/04/2019), tapi karena kondisi di atas hari itu tidak ada aktivitas maka hal tersebut baru dimulai pada Senin (15/4/2019).

"Jadi Senin kami jadwalkan pengiriman ke distrik yang paling jauh, yaitu Distrik Megambilis. Pengiriman dilakukan menggunakan pesawat AMA," katanya.

Logistik untuk Mamberamo Tengah, ditampung di Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya dan kemudian baru dikirim ke Kobagma.

Setelah itu, distribusi diteruskan ke Distrik Kelila, Eragayam dan terakhir ke Distrik Ilugua.

Atias menjelaskan, pendistribusian ke Eragayam agak terhambat karena jalannya putus.

"Awalnya kami kirim pakai truk, tapi karena kondisi jalan mereka harus terhenti di Temeria jadi hari ini baru kita kirim Strada (mobil 4 WD). Kalau untuk Megambilis logistik dikumpul di distrik karena nanti masyarakat yang kumpul. Tidak mungkin kita kirim ke kampung-kampung karena lokasinya jauh-jauh. Saat ini logistik sudah tersalur 100 persen," katanya.

Pendistribusian logistik di Papua, khususnya yang harus menggunakan pesawat atau helikopter membutuhkan biaya yang cukup tinggi.

Oleh karena itu, Ketua KPU Papua Theodorus Kossay sangat mengharapkan adanya keterlibatan dari Pemerintah Daerah (Pemda) dalam bentuk dana hibah.

Ia menyebut, dana hibah yang diberikan KPU RI tidak mencukupi untuk penyaluran logistik.

"Contoh di Kabupaten Nduga, seluruh penyaluran harus pakai pesawat dan helikopter. Total biaya yang diperlukan sekitar Rp 7 miliar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com