KOMPAS.com - Fakta di balik manfaat ulat maggot atau belatung black soldier fly (lalat tentara hitam) mulai dilirik masyarakat.
Hewan tersebut dinilai berjasa dalam mengurangi volume sampah di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, Jawa Tengah. Ulat-ulat ini mampu memakan sampah organik sampai 1 gerobak yang isinya 1,5 meter kubik.
Sementara itu, warga di Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sedang merintis pembuatan Kampung Lalat.
Alasannya, budi daya lalat tentara hitam diyakini dapat menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi. Salah satunya adalah memberikan beasiswa sekolah kepada anak-anak dari keluarga tak mampu.
Berikut ini fakta lengkap di balik manfaat lalat tentara hitam (Hermetia illucens) di Magelang dan Banyumas:
Kepala Bidang Pasar Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Magelang Imam Santoso mengatakan, pemanfaatan belatung bsf (black soldier fly) ini baru dilakukan sejak tiga bulan lalu.
Belatung ini dibudidayakan atas kerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Magelang.
"Setiap hari kami memilah antara sampah organik dan non-organik. Khusus organik kami kumpulkan di satu tempat, lalu disebar belatung. Nanti sampah itu akan habis dimakan belatung," ujar Imam di sela-sela kegiatan "Gerebek Ngresiki Sampah" di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, Jumat (13/4/2018).
Baca Juga: Kurangi Sampah Pasar dengan Belatung Lalat Tentara Hitam
Imam menjelaskan, ulat-ulat ini mampu memakan sampah organik sampai 1 gerobak yang isinya 1,5 meter kubik.
Hal itu terungkap setelah membandingkan antara kondisi sebelum dan sesudah menggunakan ulat-ulat tentara hitam.
"Saat masih pilot project, daya tampung tempat sampah organik sendiri sampai 4 meter kubik, jadi kedepan bisa mengurangi sejumlah volume sebanyak itu dan akan diujicobakan juga ke pasar tradisional lainnya di Kota Magelang," ujar Imam.
Sementara itu, belatung lalat tentara hitam tersebut memang memiliki sifat suka makan.
"Sifat belatung ini memang banyak makan, tapi tidak gemuk juga karena aktivitas atau kemampuan mengkonversi sampah juga tinggi. Belatung bsf hidup lebih lama di tempat sampah, usianya sekitar 1-2 bulan," ujar dia.
Baca Juga: Sampah Ditukar Bibit Tanaman, Cara Pemkot Surakarta Edukasi Masyarakat Buang Sampah pada Tempatnya