Meski demikian, dia menyadari betul bahwa dirinya belum banyak dikenal masyarakat. Oleh sebab itu, dia bekerja maksimal dalam menyosialisasikan dirinya melalui berbagai cara.
Mulai dari pemasangan alat peraga kampanye, terjun langsung menemui konstituen, hingga membuat aplikasi digital.
Aplikasi digital itu bernama Koncoe Regina yang bisa di-download di playstore. Ini dilakukannya untuk menyasar para pemilih pemula atau sebayanya karena dipandang akrab dengan teknologi.
Aplikasi ini berisi berbagai hal diantaranya tentang latar belakangnya, visi dan misinya, hingga live chat untuk melayani masyarakat yang ingin mengetahui detil informasi perihal pencalegannya itu.
"Itu saya sendiri adminnya," tegas putri dari Suwono ini.
Baca juga: Kampanye Jokowi-Maruf Via Baliho, Caleg Demokrat Ini Siap Dipecat
Rahmad Akbar Hakiki, pemuda usia 27 tahun ini juga sedang berkontestasi pada pemilu 2019 ini. Dia merupakan caleg dari Partai PSI untuk dapil 1 Kota Kediri.
Rahmad juga orang baru di dunia politik praktis sehingga tengah berjuang sekuat tenaga untuk mewujudkan niatnya itu.
Pemuda lulusan SMK ini menempuh berbagai cara kampanye agar semakin banyak warga yang kenal dan simpatik. Mulai dari datang langsung ke rumah-rumah warga, menyapa masyarakat melalui warung ke warung, hingga menggenjotnya di media sosial untuk menyasar pemilih milenial.
Bahkan ada cara kampanye yang cukup unik yang dia pakai, yakni membuat baliho dengan gambar yang tidak lazim. Jika umumnya caleg lain memuat penuh wajahnya, Rahmad hanya memasang separuh wajah.
Menurut Rahmad, ada makna khusus dari caranya itu. Pertama, itu bagian dari strategi kampanye "curi perhatian" dengan tampil beda dari gambar baliho-baliho caleg lainnya sehingga agar dibicarakan orang, menarik perhatian.
Baca juga: Bawaslu Jatim Kecam Oknum Caleg yang Pukul Panwascam di Pamekasan
Alasan yang kedua ini bagian dari kejujurannya kepada masyarakat, bahwa, meski menduduki jabatan sebagai wakil rakyat dia akan membagi waktunya untuk dua hal, yakni separuh untuk masyarakat dan separuhnya tetap untuk keluarganya.
"Ini agak lebay tapi memang kenyataan. Ndak mungkin kita full 100 persen ke suatu apapun, pasti kurang separuh. Makanya gambarku separuh." ungkapnya.
Rahmad mengusung program-program yang bermuara pada anti korupsi dan anti intoleransi sebagaimana nafas pergerakan Partai PSI.
Hal-hal prioritas, misalnya mengayomi dan memberi wadah bagi anak-anak muda dan pelestarian budaya berkenaan dengan Kediri sebagai kota sejarah.
"Kalau bisa, Kota Kediri punya ikon sendiri supaya enggak selalu ikut kabupaten ( yang mempunyai ikon Monumen Simpang Lima Gumulnya)," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.