Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komodo Akan Kembali "Liar", Jumlah Wisatawan Masuk Dibatasi

Kompas.com - 03/04/2019, 20:09 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Khairina

Tim Redaksi


KUPANG, KOMPAS.com - Pulau Komodo di wilayah Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), resmi akan ditutup sementara pada Januari 2020 mendatang.

Keputusan ditutupnya habitat satwa komodo itu berdasarkan kesepakatan antara Pemerintah Provinsi NTT dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Penutupan sementara itu hanya berlaku untuk Pulau Komodo. Sedangkan sejumlah pulau lainnya di Kawasan Taman Nasional Komodo seperti Padar dan Rinca, tetap dibuka untuk umum.

Baca juga: Setelah Diteliti LIPI, 6 Anak Komodo yang Hendak Diselundupkan Bukan dari TN Komodo
"Tujuannya adalah mengkonservasi. Kita mau, supaya selama Pulau Komodo kita konservasi dengan menanam sejumlah pohon dan ditata dengan baik sehingga menjadi taman yang indah,"kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi NTT, Marius Ardu Jelamu, kepada sejumlah wartawan di ruang kerjanya, Selasa (2/4/2019) kemarin.

Konservasi dimaksud lanjut Marius, selain menata Pulau Komodo dengan baik, tapi juga untuk memastikan pasokan makanan tetap terjaga dengan baik dan satwa komodo tidak jinak.

"Kami juga akan membatasi jumlah kunjungan turis, karena kita tidak mau Pulau Komodo itu, mengarah kepada turisme massal. Ketika sudah ditata dengan baik baru kemudian kita buka kembali. Tetapi ketika sudah dibuka, maka perlakuannya sudah berbeda. Orang sudah tidak lagi masuk seenaknya ke dalam,"ucapnya.

Semua penjualan tiket masuk Pulau Komodo itu, lanjut Marius, menggunakan sistem online.

Artinya, tidak seperti sekarang yang masih manual.

Baca juga: Pemulangan 6 Ekor Anak Komodo ke NTT, Masih Tunggu Hasil Tes DNA

Wisatawan akan dibatasi dan tidak semua orang bisa masuk ke Pulau Komodo. Bila perlu, kata Marius, wisatawan yang masuk menggunakan sistem keanggotaan. Metodenya sedang didesain oleh pemerintah Provinsi NTT.

Pihaknya, lanjut Marius, ingin mengembalikan komodo ke keberadaannya yang asli, sebagai binatang purba yang liar. Sehingga nanti ditawarkan kepada wisatawan internasional itu track "liar"nya itu.

Karena itu, sebut Marius, tidak ada lagi track komodo yang begitu ramah dan bisa berfoto dan swafoto bersama.

"Itu keinginan Bapak Gubernur NTT, agar nanti cara melihat komodo itu menggunakan mobil atau kendaraan khusus yang ramah lingkungan dan bukan seperti sekarang ini,"sebut Marius.

Pemerintah Provinsi NTT, kata Marius, juga akan membongkar sejumlah bangunan di Pulau Komodo dan akan dijadikan taman yang indah.

"Artinya kesan sebagai daerah konservasi harus betul terlihat dari situ," kata Marius.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Regional
Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Regional
Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Regional
Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Regional
IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

Regional
Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Regional
Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Regional
Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Regional
Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Regional
Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Regional
Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Regional
Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Regional
Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Regional
Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com