Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Jokowi Naik Becak ke Lokasi Kampanye di Makassar | Lokomotif KA Parahyangan Berasap, Ini Penjelasan PT KAI

Kompas.com - 01/04/2019, 07:47 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Bagi Sandiaga, masyarakat akan lebih mudah menentukan pilihan jika memahami program masing-masing pasangan calon, antara melanjutkan kepemimpinan Presiden Joko Widodo dengan memilih pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin atau menginginkan ada perubahan dengan memilih pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Kalau pilihannya itu, jelas gampang sekali buat masyarakat, sederhana pilihannya. Diteruskan yang sekarang atau ada perbaikan dan perubahan bersama Prabowo-Sandi," kata Sandiaga, di Rumah Bung Tomo, Kota Malang, Minggu (31/3/2019).

Baca berita selengkapnya: Sandiaga Uno: Diteruskan yang Sekarang, atau Perubahan

4. Puan Maharani: Kandang Banteng tetap milik PDI-P

Juru Kampanye Nasional Joko widodo-Ma'ruf Amin, Puan Maharani, memastikan wilayah Solo Raya sebagai kandang banteng akan tetap menjadi milik PDI-P.

Pasalnya, ada yang menyebut Solo Raya sebagai kandang banteng sudah melempem dan lemah.

Puan menyatakan hal itu saat berbicara sebagai jurkamnas pada Rapat Umum PDIP se-Solo Raya di GOR Pandawa Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu ( 31/3/2019) siang.

"Ada yang menyebut kandang banteng di Solo Raya akan direbut orang. Benar apa tidak?" kata Puan. Pertanyaan Puan spontan dijawab ribuan kader PDI-P yang memenuhi GOR Pandawa Solo Baru.

"Tidak," seru kader PDI-P.

Baca berita selengkapnya: Kampanye Terbuka di Solo Raya, Puan Pastikan Kandang Banteng Tetap Milik PDI-P

5. Kasus oknum pembina pramuka cabuli anak didiknya

Ilustrasi pencabulan.Kompas.com/ Ericssen Ilustrasi pencabulan.

Korban pencabulan yang dilakukan pembina pramuka, RK (32), seluruhnya merupakan anggota pramuka di salah satu SMP negeri di Banyumas, Jateng.

Kasat Reskrim Polres Banyumas AKP Agung Yudiawan saat pers rilis di mapolres, Sabtu (30/30/2019) menjelaskan, tersangka melalukan perbuatan cabul saat ekstra kurikuler pramuka yang digelar pada malam hari di sanggar pramuka sekolah.

“Korban diminta datang untuk kegiatan pramuka pada malam hari di sekolah. Menurut keterangan pelaku, (kegiatan tersebut) bertujuan untuk diberi pemantapan untuk menjadi anggota dewan penggalang di sekolah,” jelas dia.

Berdasarkan pemeriksaan polisi, tersangka telah melakukan tindakan tidak terpujinya berulang kali.

“Tersangka menjadi pembina pramuka di sekolah tersebut sejak 2016, dia sebagai pelatih saja untuk kegiatan ekstra kulikuler, bukan guru. Tersangka telah melakukan perbuatan cabul tersebut berulang kali, tapi korbannya berbeda-beda,” ujar dia.

Baca berita selengkapnya: Ini Modus Okum Pembina Pramuka Cabul untuk Kelabui Korbannya

Sumber: KOMPAS.com (Fadlan Mukhtar, Muhlis Al Alawi, Andi Hartik, Himawan, Reni Susanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com