Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Suka Duka Penyandang Disabilitas Jadi Pelipat Surat Suara Pemilu

Kompas.com - 27/03/2019, 19:36 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan orang terlihat sibuk melakukan pelipatan surat suara di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Sebagian besar duduk di lantai pendopo, namun jika masuk ke dalam, ada belasan orang yang duduk di kursi dan menghadap meja dalam melakukan pelipatan kertas suara.

Mereka adalah penyandang disabilitas yang memang menjadi rekan kerja KPU Bantul untuk melakukan pelipatan kertas surat suara. Sedikitnya ada 18 orang penyandang disabilitas dalam pelipatan kertas surat suara.

Salah satunya adalah Saliyem (61), warga Dusun Ngireng-ngireng, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro. Dia harus naik ojek dari rumahnya ke KPU Bantul.

Jarak rumah Saliyem ke KPU sekitar 10 kilometer. Dia merupakan korban gempa Yogyakarta pada 2006 lalu. Dari rumahnya, Saliyem berangkat menuju KPU Bantul mulai pukul 07.00 WIB. 

Proses pelipatan surat suara sendiri dimulai pukul 8.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Bersama empat orang lainnya yang tergabung dalam satu kelompok, Saliyem mampu menyortir dan melipat kertas surat suara mencapai ratusan lembar.

Baca juga: Jadi Pelipat Surat Suara untuk Pemilu, Dapat Apa Saja?

 

Per lembar surat suara yang sudah dilipat, Saliyem diupah Rp 150. Dalam sehari satu kelompok terdiri dari lima orang ini bisa melipat tujuh kardus surat suara. Per kardus tersebut berisi 500 lembar surat suara.

"Ya lumayan hasilnya. Tapi masih kepotong ojek Rp 25.000 sama makan Rp 10.000. Lumayan dibanding kerjaan sehari-hari ngerajut tas," kata Saliyem saat ditemui di kantor KPU Bantul, Rabu (27/3/2019).

Saliyem mengaku menikmati kegiatan melipat surat suara tersebut, karena banyak teman sesama penyandang disabilitas yang ikut serta dalam kegiatan tersebut sehingga bisa sambil bertukar pikiran atau sekedar mengobrol.

"Untung banyak temannya, jadi saya senang," imbuh dia.

Baca juga: Kejar Target, Pelipat Surat Suara Pilkada Tangsel Diupah hingga Rp 750.000

Sri Lestari (43), penyandang disabilitas lainnya menambahkan, sudah dua kali pemilu KPU Bantul melibatkan kelompok disabilitas.

Para disabilitas telah dibekali pelatihan pelipatan surat suara sebelum bekerja. Pelibatan penyandang disabilitas sudah terjadi mulai pemilu 2014 silam. Awalnya dirinya berbincang kepada KPU agar melibatkan disabilitas dalam proses pemilu.

"Setelah saya ngomong, kelompok disabilitas lalu diikutkan dalam proses pemilu. Banyak yang ikut melipat surat suara," katanya.

Minim fasilitas ramah disabilitas

Selain dilibatkan dalam pelipatan kertas suara, pihaknya ingin agar dilibatkan dalam simulasi pemungutan suara.

Sebab, banyak tempat pemungutan suara (TPS) yang tak ramah disabilitas. Hal yang lain perlu dibenahi dalam kantor pelayanan publik yakni ketersediaan toilet ramah disabilitas.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com