Salin Artikel

Cerita Suka Duka Penyandang Disabilitas Jadi Pelipat Surat Suara Pemilu

Sebagian besar duduk di lantai pendopo, namun jika masuk ke dalam, ada belasan orang yang duduk di kursi dan menghadap meja dalam melakukan pelipatan kertas suara.

Mereka adalah penyandang disabilitas yang memang menjadi rekan kerja KPU Bantul untuk melakukan pelipatan kertas surat suara. Sedikitnya ada 18 orang penyandang disabilitas dalam pelipatan kertas surat suara.

Salah satunya adalah Saliyem (61), warga Dusun Ngireng-ngireng, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro. Dia harus naik ojek dari rumahnya ke KPU Bantul.

Jarak rumah Saliyem ke KPU sekitar 10 kilometer. Dia merupakan korban gempa Yogyakarta pada 2006 lalu. Dari rumahnya, Saliyem berangkat menuju KPU Bantul mulai pukul 07.00 WIB. 

Proses pelipatan surat suara sendiri dimulai pukul 8.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Bersama empat orang lainnya yang tergabung dalam satu kelompok, Saliyem mampu menyortir dan melipat kertas surat suara mencapai ratusan lembar.

Per lembar surat suara yang sudah dilipat, Saliyem diupah Rp 150. Dalam sehari satu kelompok terdiri dari lima orang ini bisa melipat tujuh kardus surat suara. Per kardus tersebut berisi 500 lembar surat suara.

"Ya lumayan hasilnya. Tapi masih kepotong ojek Rp 25.000 sama makan Rp 10.000. Lumayan dibanding kerjaan sehari-hari ngerajut tas," kata Saliyem saat ditemui di kantor KPU Bantul, Rabu (27/3/2019).

Saliyem mengaku menikmati kegiatan melipat surat suara tersebut, karena banyak teman sesama penyandang disabilitas yang ikut serta dalam kegiatan tersebut sehingga bisa sambil bertukar pikiran atau sekedar mengobrol.

"Untung banyak temannya, jadi saya senang," imbuh dia.

Sri Lestari (43), penyandang disabilitas lainnya menambahkan, sudah dua kali pemilu KPU Bantul melibatkan kelompok disabilitas.

Para disabilitas telah dibekali pelatihan pelipatan surat suara sebelum bekerja. Pelibatan penyandang disabilitas sudah terjadi mulai pemilu 2014 silam. Awalnya dirinya berbincang kepada KPU agar melibatkan disabilitas dalam proses pemilu.

"Setelah saya ngomong, kelompok disabilitas lalu diikutkan dalam proses pemilu. Banyak yang ikut melipat surat suara," katanya.

Minim fasilitas ramah disabilitas

Selain dilibatkan dalam pelipatan kertas suara, pihaknya ingin agar dilibatkan dalam simulasi pemungutan suara.

Sebab, banyak tempat pemungutan suara (TPS) yang tak ramah disabilitas. Hal yang lain perlu dibenahi dalam kantor pelayanan publik yakni ketersediaan toilet ramah disabilitas.

Seperti di Kantor KPU Bantul belum tersedia toilet untuk mereka yang berkebutuhan khusus.

Wanita asal Dukuh Pinggir, Desa Dagan, Kecamatan Bambanglipuro ini mengatakan, jalur menuju ke kamar mandi harus melewati beberapa anak tangga.

Sebenarnya masih bisa disiasati dengan berjalan agak pelan, ataupun dibantu. Namun akses tersebut tertutup pelipat suara yang lain.

Hari pertama masih bisa ke kamar mandi namun hari berikutnya tidak bisa, dirinya sudah mengadukan ke petugas namun belum direspon. Meski demikian, pihaknya tidak mempermasalahkan hal itu.

Untuk mengakali, mereka buang air sebelum berangkat ke kantor KPU, dan jika pas siang hari ingin buang air harus ditahan sampai rumah.

"Terpaksa kami tahan. Nahan mau kencing sampai sore kalau sudah pulang naik ojek sampai di rumah," ucapnya, yang turut diamini Saliyem.

Tanggapan KPU Bantul

Ketua KPU Bantul, Didik Joko Nugroho mengatakan institusinya belum bisa memfasilitasi sepenuhnya penyandang disabiliatas.

"Kita untuk kamar mandi masih terbatas. Kalau dari sisi pendopo KPU sih kita buat akses, namun untuk toilet kita upayakan tetap bsa akses juga. Saya kira itu bagian yang perlu kita kaji ke depannya," ucapnya.

DIjelaskannya, KPU Bantul melibatkan penyandang disabilitas sudah lakukan sejak Pilkada tahun 2015. Karena dengan pelibatan mereka, pelipatan kertas suara cukup efektif dan hasil pelipatan serta sortir surat suara tidak kalah dengan yang tidak menyandang disabilitas.

Tahun ini ada 18 orang penyandang disabilitas yang terlibat. Tujuannya pelibatan ini agar mereka bisa terlibat dalam setiap tahapan Pemilu. Salah satunya persiapan logistik, khususnya sortir dan lipat surat suara.

"Pelibatan teman-teman disabilitas juga bagian dari sosialisasi Pemilu kepada masyarakat," ucapnya. 

https://regional.kompas.com/read/2019/03/27/19364731/cerita-suka-duka-penyandang-disabilitas-jadi-pelipat-surat-suara-pemilu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke