KOMPAS.com - Aksi mahasiswa saat acara diskusi di Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara dengan Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin membuat heboh.
Tersiar kabar aksi mahasiswa tersebut mengusir Ngabalin. Hal itu segera dibantah olej pihak kampus UIN. UIN menyebut hal itu adalah kesalahpahman.
Saat itu hanya beberapa mahasiswa yang menggelar aksi dan telah bertemu dengan Ngabalin. Pada saat yang bersamaan, Ngabalin harus kembali ke Jakarta.
Berikut ini fakta lengkapnya:
Kepala Subbagian Humas dan Informasi UIN Sumut Yunni Salma mengatakan tidak ada pengusiran Ali Mochtar Ngabalin dari acara diskusi publik di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara oleh mahasiswa. Insiden itu hanyalah sebuah kesalahpahaman mahasiswa.
"Tidak ada sebenarnya istilah pengusiran di situ. Yang kita ketahui itu acara dialog publik. Konten materi di dalamnya murni soal kemaritiman, tidak menyinggung sama sekali tentang kampanye politik apa pun. Ini hanya kesalahpahaman berangkali, antara beberapa orang mahasiswa," kata Yunni kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (24/3/2019).
Baca Juga: Jadi Tenaga Ahli di KSP, Ini Tugas Ali Mochtar Ngabalin
Yunni menjelaskan, saat itu hanya sepuluh mahasiswa yang menggelar aksi ketika acara sedang berlangsung.
Ngabalin sendiri sudah berusaha berdialog dengan para mahasiswa yang melakukan protes, tetapi pada saat yang sama dia juga harus kembali ke Jakarta. Di sinilah banyak pihak menilai bahwa Ngabalin pergi karena diusir.
"Saya humas, saya bisa pastikan ini karena berada langsung di lokasi kejadian. Paling kalau saya hitung hanya sepuluh atau berapa gitu, ya. Perlu kami luruskan kembali bahwa UINSU tidak pernah melakukan penolakan apa pun terhadap kedatangan para narasumber, malah kami merasa terhormat dan beruntung sekali terpilih menjadi lokasi kegiatan yang besar tersebut," ucapnya.
Baca Juga: Dikritik Fadli Zon soal Penunjukkan Komisaris BUMN, Ini Kata Ngabalin
Soal video pemaparan Ngabalin yang dituding melakukan kampanye salah satu kandidat calon presiden, Yunni kembali membantahnya.
Dia mengatakan, video itu berisi keberhasilan yang terjadi pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Kalau orang memandang positif, sebenarnya tidak ada (kampanye), begitu. Tapi karena ini tahun politik, sensitif, jadi timbul kesalahpahaman. Tapi Insya Allah semuanya sudah kondusif. Mahasiswanya akan kami panggil untuk memberikan konfirmasi dan penjelasan," kata Yunni.
Baca Juga: Ngabalin: Mau Berkuasa Itu Normal, tapi Jangan Gunakan Data yang Tidak Benar
Rektor UIN Sumut Saidurrahman dalam keterangan tertulis, menegaskan tidak ada pengusiran di kampusnya kepada Ngabalin dalam dialog yang digelar di Gelanggang Mahasiswa Kampus I UIN Sumut di Jalan IAIN Nomor 1 Sutomo Ujung, Medan, pada Kamis (21/3/2019).
Dia menyampaikan hal ini sebagai klarifikasi terkait pemberitaan di sejumlah media massa yang mengabarkan adanya pengusiran yang dilakukan sejumlah mahasiswa UIN Sumut dalam agenda dialog publik tersebut.
"Itu tidak benar, beliau bukan diusir mahasiswa. Ngabalin meninggalkan lokasi karena jadwal dan protokol, bukan karena diusir," katanya.
"Ngabalin pulang karena sudah selesai menjadi pembicara. Dia mengejar waktu untuk penerbangan selanjutnya. Saat aksi demo, Ngabalin coba berkomunikasi tetapi tidak mendapat kesempatan. Waktu acara selesai, dia keluar menemui demonstran didampingi Kepala Biro AUPK Tohar Bayoangin dan pejabat lain," kata dia.
Baca Juga: Masuk Timses Jokowi, Ali Mochtar Ngabalin Diminta Perbaiki Gaya Komunikasi
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN Sumut Prof Amroeni Drajat dalam klarifikasinya menyebutkan, aksi demo mahasiswa didasari dugaan kampanye terselubung yang dikemas dalam dialog publik atau dugaan politisasi kampus adalah tidak benar.
"Tidak ada politisasi kampus. Kegiatan atau program ini dibuat pada hakikatnya untuk kepentingan pendidikan tinggi dan kepentingan generasi muda untuk siap menghadapi era revolusi industri 4.0. Tujuannya memberikan bekal bagi mahasiswa agar siap bersaing di era global, era digital 4.0, dengan gagasan kedaulatan kemaritiman," kata Drajat.
Seperti diketahui, UIN Sumut menggelar acara dialog dengan tema "Wawasan Kebangsaan Menuju Kedaulatan Maritim dan Daya Saing Bangsa di Era Revolusi Industri 4.0".
Para mahasiswa begitu antusias dan berterima kasih karena banyak peluang yang bisa diakses, seperti kesempatan meraih 20.000 kuota beasiswa pendidikan untuk persiapan SDM di era 4.0. Juga peluang karier lain dari sarana yang disiapkan pemerintah.
Baca Juga: Penjelasan UIN Sumut soal Pengusiran Ngabalin dari Diskusi Publik
Sumber: KOMPAS.com (Mei Leandha)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.