MALANG, KOMPAS.com - Ekskavasi situs suci peninggalan Kerajaan Singosari di lokasi proyek Tol Pandaan-Malang seksi 5 kilometer ke-37, Dusun Sekaran, Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, terus meluas.
Terbaru, tim ekskavasi menemukan struktur bata memanjang yang diperkirakan merupakan bangunan pagar.
Struktur bata itu berada di sebelah selatan. Memanjang dari arah barat ke timur.
"Kita menemukan bentangan struktur yang memanjang arah barat timur yang membentuk dinding pembatas atau pagar di selatan temuan awal," kata arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Wicaksono, Dwi Nugroho, Kamis (21/3/2019).
Temuan itu memunculkan perkiraan bahwa situs suci itu merupakan bagian dari kompleks permukiman. Sebab di luar struktur bata yang diduga pagar itu masih ditemukan struktur bata lainnya.
Baca juga: Ekskavasi Situs Suci Kerajaan Singosari Tak Diperpanjang, Pemkab Malang Akan Ambil Alih
Ada berbagai simulasi terkait perkiraan kompleks permukiman di kawasan itu. Salah satunya adalah kompleks permukiman pribadi.
Wicaksono mengatakan, kompleks permukiman pribadi terdahulu memposisikan bangunan suci di bagian belakang. Hal ini sesuai dengan temuan ekskavasi saat ini.
Yakni temuan awal yang diperkirakan merupakan bekas paduraksa atau pintu gerbang menghadap ke puncak Gunung Semeru di sisi timur laut.
Temuan sementara menunjukkan bahwa paduraksa itu berada di sisi paling timur. Diikuti oleh batur atau pondasi yang menjadi tempat arca dan altar yang menjadi tempat sesembahan warga terdahulu.
Temuan berikutnya mengarah ke sisi barat dari bangunan suci tersebut.
"Biasanya kalau di hunian pribadi dia (bangunan suci) ada di pojok belakang. Paling belakang paling private dan arahnya (komplek) ke barat daya," jelasnya.
Hingga Selasa (19/3/2019), luasan area ekskavasi sudah mencapai 380 meter persegi ke arah barat.
Di sisi timur bangunan paduraksa, atau lahan yang sudah dikeruk untuk dijadikan ruas jalan tol diperkirakan merupakan halaman terasering yang mengarah ke Sungai Amprong. Jarak dari bangunan paduraksa ke Sungai Amprong di sisi timur sekitar 25 meter.
"Sungai menjadi sumber kehidupan. Untuk mengambil air, mencuci," katanya.
Ekskavasi berakhir