Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

264 Balita di Sumba Timur Menderita Gizi Buruk

Kompas.com - 21/03/2019, 06:34 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Bupati Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Gidion Mbiliyora, mengatakan, ratusan anak di wilayahnya menderita gizi buruk.

"Yang menderita gizi buruk di wilayah Sumba Timur ada 264 orang. Semuanya itu berusia di bawah lima tahun," ungkap Gideon kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon, Rabu (20/3/2019) malam.

Menurut Gidion, ratusan anak-anak penderita gizi buruk itu, terdata selama dua tahun 2017 dan tahun 2018.

Pada tahun 2017 lanjut Gidion, terdata sebanyak 129 kasus dan pada tahun 2018 sebanyak 135 kasus.

Baca juga: Bocah 4 Tahun di Aceh Utara Alami Gizi Buruk Akut

Gidion mengatakan, penyebab gizi buruk karena kurang menyantap makanan bergizi dan juga akibat terbatasnya bahan makanan.

"Tetap ada penanganan dari kita sesuai prosedur baik di tingkat puskesmas maupun rumah sakit," ujarnya.

Solusi Kelor

Sebelumnya, Gubernur Nusa Tenggara Timur ( NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menyebutkan, tanaman marungga atau kelor dapat mengatasi masalah gizi buruk di wilayah itu.

Menurut Viktor, pihaknya akan memperkenalkan kepada dunia tentang revolusi hijau melalui marungga.

"Marungga adalah emas hijau untuk mengatasi gizi buruk di NTT,"sebut Viktor dalam rapat paripurna istimewa DPRD NTT, di Jakarta, Senin (10/9/2018).

Baca juga: Gizi Buruk Balita Tak Melulu Akibat Kemiskinan, Ini Penyebab Utamanya

 

Viktor menjelaskan, di tanah NTT yang kering, hanya bisa tumbuh marungga dan ternyata marungga adalah pohon ajaib yang dapat menghasilkan daun dan buah yang bernilai tinggi dari aspek gizi dan ekonomi.

Marungga, sebut dia, menjadi pohon masa depan yang diandalkan untuk mengatasi kekurangan gizi dan stunting (gangguan pertumbuhan pada anak).

"Marungga adalah emas hijau yang bernilai ekonomis, karena marungga dari NTT, termasuk yang terbaik di dunia,"ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com